MEDAN, WOL – Badan Pusat Statistik (BPS) Sumut menyebutkan, di bulan Maret 2015 ini, Sumatera Utara (Sumut) mengalami deflasi sebesar 0,002 persen. Penyumbang utama deflasi yaitu penurunan harga beberapa komoditas khususnya cabai merah. Bulan Maret 2015, Sumut kembali mengalami deflasi yang terjadi pada tiga kota Indeks Harga Konsumen (IHK) yaitu Sibolga sebesar 0,32 persen, Medan sebesar 0,01 persen dan Padangsidimpuan 0,01 persen.
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Sumut, Wien Kusdiatmono kepada Waspada Online, mengatakan, siang ini, Pematangsiantar mengalami inflasi sebesar 0,17 persen. Inflasi hanya di Pematangsiantar tapi besarannya yang kecil jadi secara keseluruhan Sumut masih deflasi pada Maret 2015.
“Komoditas yang mengalami penurunan harga paling tinggi pada bulan tersebut yaitu cabai merah turun sebesar 31,27 persen. Diikuti penurunan cabai rawit sebesar 23,61 persen dan semangka, harganya turun 19,10 persen. Terjadinya deflasi pada Maret 2015 menyebabkan laju inflasi year on year (yoy) di Sumut sebesar 6,14 persen. Rincian pada seluruh IHK yaitu Sibolga sebesar 6,28 persen, Pematangsiantar 4,99 persen, Medan 6,33 persen dan Padangsidimpuan 5,24 persen,” jelasnya.
Kepala BI Sumut, Difi A Johansyah juga menambahkan, jika dilihat secara musiman, potensi deflasi memang sudah diperkirakan masih akan terjadi. Penyebabnya karena dampak panen padi dan cabai merah baru-baru ini masih ada hingga sekarang jadi walaupun terjadi lonjakan harga namun tidak berlangsung lama sehingga andil terhadap inflasi tidak besar.
“Ke depan harus diwaspadai karena dampak panen raya sudah mulai berkurang. Karenanya Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) harus semakin aktif berkoordinasi untuk memastikan pasokan berbagai komoditas tetap ada. Distribusi antar daerah juga harus diperhatikan sehingga tidak ada tindakan spekulan yang bisa mendongkrak harga,†ungkapnya. (data2/wol/eko)
Editor: SASTROY BANGUN
Discussion about this post