MEDAN, WOL – Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Kota Medan resmi digelar Rabu (9/12) ini. Sekira dua jutaan lebih warga Medan akan menentukan nasibnya untuk jangka lima tahun ke depan.
Anehnya, geliat Pilkada ini kurang begitu bergairah. Sebab di tingkatan masyarakat, tidak menampakkan riak-riak kehebohan atau paling tidak membicarakan calon yang bakal mereka pilih di bilik suara.
Kurangnya minat masyarakat memperhatikan tahapan Pilkada ini bisa jadi sudah apatisnya terhadap pemimpin mereka yang selalu mengumbar janji. Namun berdasarkan hasil sejumlah lembaga survei independen menyebutkan, popularitas masing-masing calon Wali Kota Medan cukup signifikan.
Lembaga Survei Civic Education menyebutkan, tingkat popularitas atau pengenalan publik terhadap calon Wali Kota dan calon Wakil Wali Kota Medan Dzulmi Eldin lebih baik dari Ramadhan Pohan atau 75,8 persen berbanding 46,1 persen, sedangkan Akhyar Nasution dan Eddie Kusuma 25,1 persen berbanding 18,8 persen. Artinya, Calon Kepala Daerah (Cakada) nomor urut 1 lebih dikenal masyarakat Kota Medan.
“Hasil ini tidak bisa dipungkiri, karena calon kepala daerah nomor urut 1 merupakan putra daerah dan juga petahana. Temuan lainnya, masyarakat yang memilih pasangan nomor urut 1 (BENAR) sebesar 55,5 persen dan nomor urut 2 (REDI) sebesar 13,8 persen,” papar Suhendra, Koordinator Civic Education saat membeberkan hasil survei yang mereka lakukan sejak 22 November hingga 3 Desember di Penang Corner Medan baru-baru ini.
Suhendra menjelaskan, selain faktor pengalaman menjadi alasan masyarakat memilih pasangan Eldin-Akhyar, faktor asli putra daerah turut memengaruhi tingkat kepercayaan masyarakat. Disebutkan, penelitian ini juga meliputi kepastian 77,2 persen responden menyatakan akan meluangkan waktu datang ke TPS dan memberi suaranya.
Suhendra menambahkan, survei ini mereka lakukan dengan metode kuantitatif terhadap 800 responden yang ditentukan secara acak di 151 kelurahan dan 21 kecamatan se-Kota Medan. Hasilnya, pasangan Dzulmi Eldin-Akhyar Nasution (BENAR) diprediksi akan memenangkan perolehan suara jauh lebih tinggi dibanding Ramadhan Pohan-Eddie Kusuma (REDI).
“Responden terbanyak adalah pedagang kecil dan ibu rumah tangga sebanyak 50 dengan tingkat pendidikan SLTA,” tutupnya.
Berdasarkan hasil survei lembaga lainnya yang bernaung di City Institute di 80 desa/kelurahan di 21 kecamatan se-Kota Medan, popularitas Eldin jauh lebih baik ketimbang Ramadhan Pohan.
Menurut hasil survei, Eldin memiliki tingkat popularitas 84,4 persen dan Ramadhan Pohan 62,8 persen serta Akhyar (34,6 persen) dan Eddie Kusuma (29 persen). Veni Judo AF, Koordinator City Institute, menjelaskan tingkat elektabilitas pasangan Eldin-Akhyar mengungguli Ramadhan Pohan-Eddie Kusuma atau 57,3 persen berbanding 36,9 persen.
Berdasarkan harapan responden kepada Wali Kota terpilih nantinya, 44,8 persen masyarakat meminta harga dan ketersediaan kebutuhan pokok dapat diatasi, 17,8 persen meminta penyediaan lapangan pekerjaan, biaya pendidikan gratis (16,8), biaya kesehatan (73), dan infrastruktur jalan yang baik (4,3).
“Penerangan jalan 2,3 persen, transportasi 2,1 persen, sarana pertanian 0,4 persen dan lainnya 0,1 persen,” tutupnya.
Sebaliknya, Survei Lintas Nusantara (SLN) yang berkantor di Jakarta menyebutkan Ramadhan Pohan-Eddie Kusuma (REDI) lebih diunggulkan. Pasangan REDI dinilai unggul 51 persen dari duet BENAR.
Direktur Eksekutif SLN, Bambang Tarsanto, mengatakan REDI meraih dukungan publik karena dinilai muda (48 tahun) dan diyakini mampu mewakili aspirasi pemilih usia 17-50 tahun. Diungkapkan, jargon ‘Perubahan’ dan ‘Medan Bangkit’ ternyata efektif menarik simpati publik.
Selain itu, program reformasi birokrasi yang ditawarkan REDI mendapat dukungan positif. Banyaknya pejabat di Sumut yang ditahan KPK makin menguatkan kesadaran publik di Medan perlunya pemimpin yang bersih, kapabel, dan transparan. Mayoritas mendukung REDI karena dinilai tidak punya beban di masa lalu. (wol/mrz/data2)
Editor AUSTIN TUMENGKOL
Discussion about this post