MEDAN, WOLÂ – Pasangan Calon (Paslon) Wali Kota Medan nomor urut 2 Ramadhan Pohan-Eddie Kusuma (REDI) diunggulkan dalam Pilkada 9 Desember mendatang. Pasangan REDI dinilai unggul 51 persen sedangkan Paslon nomor urut 1 Dzulmi Eldin-Akhyar Nasution (BENAR) 49 persen.
Demikian hasil penelitian Survey Lintas Nusantara (SLN), dalam konferensi pers di Jalan Setia Budi, Medan, Jumat (4/12). Direktur Eksekutif SLN, Bambang Tarsanto, mewakili Dr Emrus (pakar Komunikasi Politik dari Universitas Pelita Harapan) mengatakan survei ini dilakukan dua periode.
Survei pertama kuantitatif, pada Oktober lalu menggunakan metode observasi dan survei lapangan dengan 300 responden dari 17 kecamatan di Medan. Sedangkan survei kedua kualitatif, periode Oktober sampai awal Desember 2015 dengan metode wawancara mendalam.
Tarsanto menyebutkan, pertarungan politik di Medan menarik diikuti karena hanya dua pasang kandidat. REDI didukung tiga partai (Demokrat, Gerindra, dan Hanura), sedangkan BENAR disokong lima partai (PDIP, Golkar, PKS, PAN, dan PPP).
Kendati Eldin, Paslon nomor urut 1 Petahana, namun kata Tarsanto, survei SLN menunjukkan pasangan ini tidak mampu memikat hati warga. “Petahana tidak bangga dengan kinerjanya selama menjabat jadi Wali Kota. Sementara REDI rajin blusukan guna merangkul masyarakat,” terangnya.
Lebih jauh, Tarsanto mengungkapkan REDI berhasil meraih dukungan dari publik karena ia dinilai muda (48 tahun) dan diyakini mampu mewakili aspirasi pemilih usia 17-50 tahun. Jargon ‘Perubahan’ dan ‘Medan Bangkit’ ternyata efektif menarik simpati publik.
Selain itu, program reformasi birokrasi yang ditawarkan REDI, kata Tarsanto, mendapat dukungan positif dari banyak responden. Banyaknya pejabat di Sumut yang ditahan KPK semakin menguatkan kesadaran publik di Medan perlunya kandidat Wali Kota yang bersih, kapabel, dan transparan. Responden mayoritas mendukung REDI karena dinilai tidak punya beban di masa lalu.
Suara responden lebih memilih Paslon 2. Karena tim pemenangan REDI lebih aktif memanfaatkan kekuatan media jejaring sosial dalam kampanye ketimbang rivalnya.
SLN adalah lembaga survei independen berbasis di Jakarta. Lembaga ini pernah menyurvei popularitas sejumlah partai politik namun baru perdana terjun menyurvei proses Pilkada. Mereka mengaku tertarik pada Medan karena masyarakat Medan dinilai plural dan hanya ada dua pasangan kandidatnya. (wol/mrz/data1)
Discussion about this post