JAKARTA, WOL – Tim Transisi bentukan Kemenpora menyatakan optimistis bisa menggelar Kongres Luar Biasa (KLB) PSSI dengan agenda utama pemilihan ketua umum baru.
Keinginan menggelar KLB tersebut menyusul adanya desakan dari klub-klub agar KLB dipercepat supaya sepakbola Indonesia kembali berjalan normal. Anggota Tim Transisi, Djoko Susilo, menegaskan pihaknya sudah mendapat laporan banyak klub menginginkan digelarnya KLB.
Klub ingin KLB PSSI digelar untuk mencari sosok Ketua Umum PSSI yang baru menggantikan La Nyalla Mattalitti. Menurutnya, sejumlah klub besar yang lantang menyuarakan KLB antara lain PSIS Semarang, Persib Bandung, dan Persebaya Surabaya.
“Kami akan menggelar KLB untuk merombak PSSI. Sekarang ada PSIS, Persib, dan Persebaya yang menginginkan perubahan. Akhir-akhir ini, bahkan PSIS cukup bersemangat. Kalau punya semangat reformasi, kami akan fasilitasi KLB,” kata Djoko Susilo, Rabu (13/1) kemarin.
Mantan Dubes RI di Swiss itu mengemukakan selain tiga klub tersebut, ada sekira 470 anggota PSSI yang tersebar di daerah mengharapkan kongres serupa. Pihaknya mendapat informasi itu tatkala menyerap aspirasi di kalangan bawah. Hanya saja, mereka belum bisa bergerak karena belum ada pentolannya.
“Kalau menurut saya, PSIS bisa menjadi pioner. Teman-teman PSIS bergerak bahwa Jateng siap menjadi kawah candradimuka PSSI. Itu nanti pasti akan diikuti klub-klub di daerah karena sudah 470 anggota meminta digelar KLB,” tegasnya.
Djoko menambahkan, PSSI pimpinan La Nyalla Mattalitti harus diganti karena tidak kompeten menjalankan roda organisasi. Parahnya lagi, mayoritas personel yang menjadi pengurus PSSI saat ini merupakan rezim lama sarat ‘mafia bola’ yang cukup meresahkan.
“Kalau bisa dibilang, 70 persen pengurus tidak mutu. Mereka harus dirombak lewat KLB. Dan lebih baik La Nyalla mundur teratur demi sepakbola Indonesia. Yang jelas, La Nyalla sudah tidak diberi kesempatan dan dia sudah tamat di PSSI,” tegasnya.
Terkait pelaksanaan KLB, pihaknya juga masih menunggu Kongres FIFA yang akan digelar 26 Februari. Langkah itu dilakukan karena Pemerintah, baik melalui Tim Transisi maupun Tim Kecil bentukan Presiden Jokowi, terus berkoordinasi dengan FIFA meminta arahan.
“Kalau melihat waktunya, kira-kira KLB akan dilakukan satu bulan atau satu setengah bulan lagi. Kami optimistis pengurus hasil KLB nanti akan benar-benar berkualitas. Beda dengan KLB rezim La Nyalla, saat itu KLB penuh manipulasi,” tudingnya.(wol/waspada/data1)
Editor: AUSTIN TUMENGKOL
Discussion about this post