TANJUNGTIRAM, WOL – “Tuntutlah ilmu sampai ke Negeri China (sekarang Tiongkok, red). Gantungkan cita-cita setinggi langit”. Begitu bunyi peribahasa yang mengandung makna setiap manusia harus berjuang keras untuk meraih keinginannya.
Peribahasa ini terpatri di benak Asnani, 16 tahun, siswa kelas X SMAN 1 Tanjungtiram, Batubara, yang mendambakan kuliah di perguruan tinggi dan menjadi pramugari. Namun, gadis semampai dengan tinggi 170 cm asal Dusun I Desa Sukajaya itu merupakan anak dari keluarga kurang mampu. Kehidupan keluarganya pun sangat memprihatinkan.
Ayah dan ibunya sudah bercerai sejak Asnani masih balita. Asnani bersama ibunya Halimah dan tiga saudaranya menempati rumah tak layak huni (RTLH). “Seandainya dikabulkan Allah, aku ingin jadi pramugari,” ujar Asnani baru-baru ini.
Setiap hari, Asnani harus menempuh perjalanan sejauh 2 km untuk mencapai sekolahnya. Sesekali, Asnani naik ojek jika mendapat uang dari kakaknya.
“Setiap bulan, saya harus bayar uang sekolah dan komite Rp45 ribu. Lalu beli buku Rp120 ribu per semester. Kami makan dari jerih payah kakak yang bekerja sebagai PRT, sementara ibu sudah uzur,†kata Asnani menambahkan keluarganya tidak dapat bantuan Program Keluarga Harapan (PKH).
Halimah, ibu Asnani, juga merasa heran. Sebab, anaknya tidak mendapat bantuan di sekolah. Sementara itu, bantuan balsam dan raskin selalu dapat. Tak heran, Halimah berharap dari kakak-kakan Asnani agar buah hatinya itu bisa mencapai cita-citanya.
“Kalau dapat, pihak sekolah/komite membebaskan kutipan uang Rp45 ribu/bulan. Selain itu, awak pun mengharapkan ada dermawan yang mau membantu agar Asnani dapat melanjutkan sekolahnya,†ujar Halimah.(wol/aa/waspada/data1)
Editor: AUSTIN TUMENGKOL
Discussion about this post