JAKARTA, WOL – Menkopolhukam Wiranto mengungkapkan seluruh negara yang hadir dalam KTT ASEAN di Laos pada 6-7 September 2016 telah menyepakati masalah penanganan terorisme dan radikalisme yang lebih baik.
Adapun, kerjasama itu dengan melihat Indonesia sebagai contoh negara yang selama ini fokus terhadap kedua masalah tersebut.
“Di sini, Indonesia tentu punya pengalaman yang cukup banyak soal itu sebagai negara di dunia yang penduduk Islam terbesar,” kata Wiranto di Istana Negara, Jakarta Pusat, Jumat (9/9).
Wiranto menambahkan, saat ini Indonesia tengah menyiapkan langkah besar agar maksimal memerangai masalah terorisme dan radikalisme.
Ia mengungkapkan, hal tarsebut ditunjukkan Indonesia dengan menjadi tuan rumah International Meeting on Counter Terrorism yang berlangsung di Bali, Agustus lalu.
“Jadi pertemuan internasional di Bali yang kita arahkan untuk bagaimana kita bersama-sama menangani terorisme internasional itu,” ujarnya.
Lebih lanjut, Menkopolhukam mengungkapkan bahwa melalui pertemuan KTT ASEAN di Vientiane, Laos, Indonesia menyampaikan bahwa aksi terorisme dapat terjadi hingga ke wilayah perbatasan.
“Karena terorisme kan tidak mengenal batas negara, wilayahnya mereka itu seluruh dunia. Sedangkan kita punya sekat-sekat batas negara. Itu tanpa kerjasama yang cukup erat antarnegara di semua kawasan, maka penanganan terorisme akan sangat terganggu,” jelasnya.
Disamping itu, Wiranto menilai terorisme dan radikalisme telah merambah ke dunia siber, sehingga membutuhkan peningkatan kemampuan teknologi yang lebih canggih untuk menghadapi hal ini.
“Presiden Jokowi sudah menjelasakan bahwa Indonesia juga akan meningkatkan siber menjadi kemampuan berskala nasional, bahkan berskala internasional untuk dapat digunakan dalam berbagai hal terutama untuk terorisme dan segala bentuk manifestasinya,” tandasnya.
(inilah/data2)
Discussion about this post