MEDAN, WOL – Muhammad Jafar Hasibuan warga Desa Sampuran Simarloting, Kecamatan Halu Sihapas, Padanglawas Utara, akan menerima penghargaan dari Presiden Jokowi atas prestasinya di tingkat nasional, pada Peringatan Hari Sumpah Pemuda 28 Oktober 2016 di Palangkaraya, Kalteng.
Penghargaan itu diberikan, karena Jafar meraih juara II pada penilaian Pemuda Mandiri Perdesaan Tingkat Nasional oleh Kementerian Pemuda dan Olahraga.
Atas prestasinya ini juga Jafar Hasibuan diundang Gubsu T. Erry Nuradi ke Rumah Dinas Gubsu, Rabu (19/10). Pada kesempatan itu, Gubsu T. Erry Nuradi mengapresiasi dan akan membantu dana pembinaan serta bantuan fasilitas usaha dan mesin terasi dan gudang produksi melalui Dinas Kelautan dan Perikanan Provsu.
“Saya ikut bangga, ada pemuda bermanfaat untuk orang banyak. Pemuda yang bermanfaat bagi orang lain harus membangun dari pinggiran dan membangun tempat kelahirannya bukan merantau ke kota,” tutur mantan Bupati Sergai ini.
Jafar adalah peserta angkatan 25 Pemuda Sarjana Penggerak Pembangunan Pedesaan (PSP3) asal Sumatera Utara (Sumut). Dia ditempatkan di Desa Silobaru, Kecamatan Silaulaut, Kabupaten Asahan. Di mana Desa Silobaru merupakan desa tertinggal yang sulit dijangkau karena akses jalan yang rusak dan berlumpur ketika pasang surut air laut.
Di desa tersebut, Jafar berhasil mengembangkan potensi hasil laut yakni udang halus atau terasi untuk dikenal luas masyarakat Indonesia. Muhammad Jafar Hasibuan membuat konsep usaha Koperasi Silau Terasi dan berusaha agar terasi Silau itu mendapatkan izin P-IRT dari Dinkes dan label halal dari MUI Sumut
“Saya melihat potensi daerah Asahan yang mayoritas masyarakatnya bekerja sebagai nelayan dan udang halus hasil tangkapan nelayan sangat baik. Dengan modal Rp5 juta dari Kemenpora, saya memberanikan diri membuat terasi dan mengajak masyarakat membangun Koperasi Silau terasi, dan dengan adanya label halal dan ijin P-IRT itu, terasi silau bisa diterima di seluruh masyarakat Indonesia,” ujar pria kelahiran 1989 itu.
Produk terasi itulah yang dipamerkan dalam ajang Pemuda Mandiri Pedesaan (PMP) tingkat nasional tahun 2016 di Bandung, Jawa Barat kemarin. Dengan semangat pantang menyerah akhirnya terasi itu diminati dan didistribusikan sampai ke luar negeri seperti Thailand dan Malaysia.
“Usaha ini jalan di akhir tahun 2015 dan alhamdulillah hingga saat ini terus berkembang dan kami pun bisa buat terasi sampai 3 ton dalam sehari, atau 60 ton dalam perbulan. Selain terasi, kita juga ada budidaya kepiting, pengolahan ikan, seni limbah laut seperti membuat hiasan dari kulit kerang dan di bidang pariwisata,” tukasnya.(wol/rdn/data1)
Editor: SASTROY BANGUN
Discussion about this post