PARAPAT, WOL – Wakil Gubernur Sumatera Utara (Wagubsu), Dr Nurhajizah Marpaung, yang menjadi Ketua Tim percepatan Geopark Kaldera Toba (GKT) mengapresiasi Pesona Budaya Batak 2017 yang digelar oleh gerakan mahasiswa Parapat-Ajibata dan Yayasan Pusuk Buhit Sakti di Open Stage Parapat, Jumat (25/8).
Even ini diyakini dapat mengangkat kembali budaya dan tradisi yang selama ini mulai dilupakan masyarakat, sekaligus sebagai upaya percepatan memenuhi rekomendasi Geopark Kaldera Toba untuk masuk menjadi global geopark network (GGN) UNESCO.

Acara Pesona Budaya Batak 2017 yang berlangsung Jumat (25/8) kemarin, dibuka Wagub dengan memukul gong dimulainya berbagai rangkaian kegiatan diantaranya tarian tradisional tortor cawan massal, haruan bolon, tortor enam puak, pertunjukan seni bela diri tradisional, pameran benda pusaka sejarah Batak serta kuliner 1000 Dolung-dolung, dan kompetisi lainnya.
“Saya mengapresiasi semangat muda mudi dan masyarakat Parapat –Ajibata dalam mengembangkan budaya Batak khususnya dalam mendukung program pemerintah dalam mewujudkan Geopark Danau Toba,†ujar Nurhajizah.
Dikatakan Nurhajizah, kegiatan pesona budaya Batak ini yang hadir bersama Sekretaris Percepatan GLT Hidayati (Kadis Lingkungan Hidup Sumut) dan para Jurnalis, di samping dapat mengangkat kearifan lokal juga dapat melestarikan kuliner tradisional yang mulai kurang dikenal dan diminati. “Melalui kegiatan ini kami harapkan icon Parapat yaitu Dolung-dolung akan kembali dikenal masyarakat,†terang Nurhajizah.
Dalam kesempatan itu, Nurhajizah juga mengatakan saat ini Pemprovsu sedang berusaha untuk memenuhi lima rekomendasi UNESCO agar Danau Toba yang indah ini, menjadi destinasi geopark dan menjadi taman bumi yang bersih manusiawi dan berbudaya.
“Kita masyarakat Batak memiliki nilai budaya yang baik seperti ‘Dalihan Natolu Somba Mahula-hula’ yakni hormat dan sayang kepada keluarga wanita. ‘Manat Mardongan Tubu,’ yakni menghormati teman serumpun, dan ‘Elek Marboru’ yakni mengunjungi keluarga,†paparnya.
Usai menyampaikan sambutan, Wagub pun menyempatkan diri melihat pameran benda pusaka dan kuliner, sambil berinteraksi dengan masyarakat sekitar.
Ketua Yayasan Pusuk Buhit Sakti, Prof Marden Sori Mangaraja Sitanggang, mengatakan bangsa yang besar merupakan bangsa yang senantiasa mengingat sejarah dan budaya. Oleh karena itulah, kata dia saat ini masyarakat Parapat-Ajibata berupaya tak meninggalkan sejarah dan budaya. Sehingga, pesona budaya Batak ini diharapkan dapat menggali budaya yang hampir dilupakan kalangan masyarakat.(wol/rdn/data1)
Editor: SASTROY BANGUN
Discussion about this post