MEDAN, WOL – Pengamat politik dari Universitas Sumatera Utara (USU) Warjio, mengkhawatirkan tingkat pemilih golput pada Pemilihan Gubernur Sumatera Utara (Pilgubsu) pada 27 Juni 2018 mendatang diperkirakan akan tinggi
Menurut Warjio, ada beberapa hal yang bisa diperkirakan sebagai penyebab kenapa golput akan tinggi pada Pilgubsu mendatang. “Tsunami politik jelang Pilgubsu, dimana campur tangan pengurus elit partai pusat sangat kuat yang membuat pengurus partai di daerah tidak berdaya dalam mendudukkan kadernya maju di Pilgubsu.
Seperti pasangan Djarot Saiful Hidayat dan Sihar Sitorus yang diusung oleh PDIP dan PPP. Sementara kader PPP di Sumut tidak menginginkan pasangan pelangi tersebut, mereka menginginkan pasangan yang Islam dengan Islam. Akibatnya diwarnai protes yang dilakukan oleh kader PPP di Sumut, ini bisa berakibat, golput tinggi,” kata Warjio kepada Waspada Online Minggu (14/1).
Kemudian kata pengamat tersebut, tidak diusungnya calon petahana Tengku Erry Nuradi yang ditinggal oleh partai pengusungnya juga bisa berakibat tingginya golput di Pilgubsu 27 Juni mendatang.
“Tidak bisa dibayangkan Tengku Erry Nuradi seorang ketua DPD yang telah dideklarasikan oleh Nasdem untuk calon Gubsu, namun tiba-tiba dukungannya ditarik dan melalui tangan Tengku Erry Nuradi, menyerahkan dukungan kepada pasangan calon yang lain.
Menurutnya, ini adalah tsunami politik, intervensi pusat terhadap pimpinan partai di daerah sangat kuat dan saya khawatir ini bisa memicu tingginya golput di Pilgubsu nanti sehingga target Kemendagri agar partisipasi pemilih di Sumut pada Pilgubsu sebesar 60 persen akan sulit tercapai,” katanya. (wol)
Editor: Ridin
Discussion about this post