KARO, WOL – Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencan (BNPB) Willem Rampangilei bersama Wagubsu Hj. Nurhajizah Marpaung mengunjungi pengungsi korban bencana erupsi Sinabung, Rabu (28/2) di Kecamatan Simpang Empat.
Turut mendampingi Deputi Kementerian Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK) Tanggap Cepat Bencana Djoko, Tenaga Ahli Kantor Staf Presiden (KSP) bidang Komunikasi Politik Roy, Bupati Karo Terkelin Brahmana dan unsur Forkopimda, Wabup Corry Sebayang, jajaran BPBD Pusat, Kepala BPBD Provsu Riadil Akhir Lubis, OPD Pemkab Karo, camat dan kepala desa, TNI dan Polri serta para Tim Reaksi Cepat (TRC) Tanggap Darurat Provsu dan Pemkab Karo.
Dalam kunjungannya Willem Rampangilei, mengatakan bahwa kedatangannya beserta rombongan Kementerian PMK dan KSP dalam rangka melihat dan meninjau langsung progress atau kemajuan yang telah dicapai dalam rangka rehabilitasi dan rekonstruksi dampak dari erupsi Sinabung Volcano. Disamping itu juga untuk mengidentifikasi semua permasalahan – permasalahan yang menghambat dari penyelesaian program kerja pemerintah pusat yakni meliputi pemukiman hunian sementara (huntara) dan hunian tetap (huntap) serta infrastruktur.
Willem menjelaskan untuk relokasi mandiri tahap pertama di Siosar sudah selesai tahun lalu sebanyak 370 unit /kepala keluarga (KK). Kemudian relokasi mandiri tahap kedua sebanyak 1.650 KK dan telah selesai 879 KK sisanya pada akhir maret 2018.
“Saya sudah melihat dan berbicara langsung dengan masyarakat yang menempati baik di Huntara III maupun Huntap. Dan saya sudah mengetahui apa permasalahan dan keluhan-keluhan mereka diantaranya air bersih dan listrik, ” ujarnya.
Terakhir relokasi mandiri tahap ketiga, dikatakan Kepala BNPB akan dibangun 1.098 unit rumah dimana untuk kebutuhan pemukiman masih tahap pembebasan lahan (land clearing) dan untuk kebutuhan lahan sedang proses perizinannya.
Yang menjadi permasalahan disini adalah dengan berkembangan data kepemilikan lahan. Untuk itu dari hasil kesepakatan antara Pemerintah Pusat dan Pemkab Karo, Pemkab Karo harus menerbitkan SK tentang data penerima bantuan hunian agar kedepannya tidak terjadi perubahan data.
Lebih lanjut disampaikan situasi sekarang ini yang paling kita waspadai adalah Pertama, ancaman erupsi seperti yang terjadi 18 Februari 2018 yang lalu.
“Saya memberikan apresiasi kepada Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Karo dan masyarakat yang telah dengan segera melakukan tanggap darurat dengan cepat dan efektif sehingga tidak menimbulkan korban jiwa,” ucap Willem.
Kemudian yang Kedua adalah waspada terhadap lahar dingin. Untuk mencegah aliran lahar dingin maka Pemerintah Pusat bekerjasama dan bersinergi dengan Pemprovsu dan Pemkab Karo untuk membangun dam.
Sementara itu Wagubsu Hj. Nurhajizah Marpaung, mengatakan atas nama pemerintah provinsi dan daerah memberikan apresiasi yang tinggi atas perhatian pemerintah pusat dalam membantu rehabilitasi dan relokasi untuk pengungsi korban bencana erupsi Sinabung. Sebenarnya sudah cukup panjang beban dan penderitaan masyarakat sekitar gunung Sinabung karena sudah sejak dari tahun 2010.
Wagubsu berpesan kepada masyarakat yang tertimpa musibah janganlah merasa ini merupakan masalah dan penderitaan sendiri. “Tetapi musibah bencana alam ini adalah musibah kita bersama, musibah nasional. Oleh karenanya para korban bencana alam erupsi Sinabung harus selalu bersyukur dengan apa yang telah diberikan Pemerintah Pusat, Provsu dan Pemkab Karo. jaga dan rawatlah rumah atau tempat tinggal ini, agar bisa dipakai sampai ke anak cucu,” ujarnya.
“Kepada Pemkab Karo dalam hal ini Bupati dan Wabup diimbau untuk terus berkordinasi dengan Pemprovsu dan Pemerintah Pusat dalam rangka percepatan rehabilitasi dan relokasi bencana alam ini.
Dan ingatkan kembali agar masyarakat tidak melakukan aktivitas di radius 3,5 sampai 7 km. Jangan ada kehidupan di radius ini agar tidak ada lagi korban jiwa dan kerugian yang lebih besar lagi, “pungkasnya.
Sebelumnya rombongan meninjau pembangunan dam untuk tempat mengalirnya lahar dingin dari erupsi sehingga tidak meluap dan memgalir kepemukiman dan lahan pertanian penduduk. Pembangunan dam ini terletak di Kecamatan Tiganderket. Pembangunan dam ini sebagai proyek infrastruktur dalam rangka rehabilitasi dan relokasi dari bencana alam erupsi Sinabung.
Menurut Willem, bahwa dari 14 dam yang rencana akan dibangun hingga tahun 2019, 10 dam akan diselesaikan hingga akhir tahin 2018 ini. Dan sisanya 4 dam lagi akan diselesai sampai akhir tahun 2019.
Untuk pembangunan infrastruktur dam ini, kita masih memerlukan light tower, safety warning system sirene serta pengadaan alat berat berupa beko sebanyak 6 unit untuk membersihkan lahar dingin dari erupsi tersebut.
Setelah peninjauan, kegiatan kunjungan Kepala BNPB dan Wagubsu ditutup dengan dialog dan diskusi di aula Kantor Bupati Karo di Kabanjahe yang dihadiri para Kepala OPD Kabupaten Karo serta pemberian bantuan bahan pangan kepada 1000 korban pengungsi bencana alam erupsi Sinabung dan pemberian masker.(wol/data1)
Editor: RIDIN
Discussion about this post