JAKARTA, Waspada.co.id – Ketua DPR RI Bambang Soesatyo menilai formasi Joko Widodo berdampingan dengan Prabowo Subianto adalah langkah yang baik. Dia mengatakan langkah ini bisa meminimalisasi persinggungan di tingkat legislatif.
“Kenapa tidak kita satukan saja Jokowi-Prabowo, saya menjamin tidak ada luka Pilpres,” kata Bamsoet di Kawasan Jakarta Selatan, Senin (21/5).
Bamsoet mengatakan hasil pilpres 2014 meninggalkan gap di parlemen, yakni Koalisi Merah Putih (KMP) dan Koalisi Indonesia Hebat (KIH). Saat itu aura politik di gedung parlemen sangat tegang.
“2019 kita mengalami luka Pilpres KMP dan KIH yang membetot parlemen cukup saling intip, saling sikut, saling serang,” ujarnya.
Akibatnya PDI Perjuangan saat itu tak memiliki kepimpinan di dewan legislatif. Belakangan, lanjut Bamsoet, PDIP mendapat representatif pemimpin. “Baru kemarin kita merangkul maka PDIP masuk menjadi MPR dan DPR ini semua berdampak untuk kinerja selanjutnya,” tutup dia.
Dalam survei Charta Politik, nama Presiden Joko Widodo masih unggul dalam kontestasi elektabilitas sebanyak 51,2 persen. Peringkat kedua diduduki nama Prabowo Subianto dengan perolehan suara 23,3 persen.
“Peringkat ketiga ada nama Gatot Nurmantyo sebesar 5,5 persen. Dalam survei ada tendensi kenaikan Prabowo pascadukungan internal,” kata Direktur Eksekutif Charta Politika Indonesia Yunarto Wijaya.
Lembaga Survei Charta politika melakukan survei ini setelah prabowo mendeklarasikan diri di internal Gerindra siap menjadi calon presiden 2019. Survei ini dilakukan kepada 2.000 responden menggunakan wawancara tatap muka secara langsung.
Pengumpulan data dilakukan pada 13 April-19 April 2018 di 34 Provinsi. Survei ini juga menggunakan metode acak bertingkat dengan margin error kurang lebih 2,19 persen dan tingkat kepercayaan 95 persen. (cnnindonesia/ags/data2)
Discussion about this post