JAKARTA, Waspada.co.id – Partai Persatuan Pembangunan (PPP) menilai kekalahan pasangan calon nomor urut dua Djarot Saiful Hidayat-Sihar Sitorus (Djoss) dari pasangan nomor urut satu Edy Rahmayadi-Musa Rajekshah di Pilgub Sumatera Utara merupakan hal yang wajar.
Sekretaris Jenderal PPP Arsul Sani membeberkan faktor penyebab kekalahan pasangan yang diusung PDIP dan PPP itu.
Kata Arsul, faktor pertama adalah dukungan mesin politik, partai pendukung. Pasangan Djarot-Sihar kalah jumlah dari sisi partai pendukung. Djarot-Sihar diusung PDIP dan PPP, sedangkan Edy-Musa alias Ijeck dengan dukungan tujuh partai politik yaitu Demokrat, PAN, PKS, Gerindra, Hanura, Nasdem, dan Golkar.
“Tentu secara teoritisnya mesin partai itu. Ketika semakin banyak partai yang mengusung itu struktur partai yang bekerja semakin banyak,” kata Arsul di kompleks parlemen, Jakarta, Kamis (28/6).
Faktor lainnya, kata Arsul, penggunaan isu suku agama ras dan antargolongan selama kampanye Pilgub Sumatera Utara. Dia mengklaim Sumatra Utara menjadi satu-satunya wilayah yang masih menggunakan isu SARA pada pilkada serentak 2018.
“Ini tentu harus jadi perhatian kita semua termasuk katakan lah Pak Edy Rahmayadi dan Pak Ijeck agar keadaan ini diubah. Karena apa? Karena memang isu SARA ini harus kita perangi bersama supaya terhapus dari kehidupan sosial politik masyarakat kita,” katanya.
Meski demikian, Arsul mengakui jika faktor ketokohan Djarot-Sihar yang masih kalah kuat dibandingkan sosok Edy-Musa. “Tidak bisa dipungkiri tapi tentu banyak faktor termasuk [ketokohan] itu. Faktor isu SARA dan kemudian faktor sentimen terhadap parpol yang mengusung,” ujarnya.
KPU Sumatera Utara masih melakukan perhitungan suara riil (real count) dalam Pemilihan Kepala Daerah Sumatera Utara 2018.
Data sementara menunjukkan pasangan calon gubernur dan wakil gubernur Sumut, Edy Rahmayadi-Musa Rajeckshah (Ijeck), masih unggul dibandingkan dengan pesaingnya Djarot Saiful Hidayat-Sihar Sitorus.
Berdasarkan persentase data formulir C1 yang masuk ke situs infopemilu.kpu.go.id sebesar 63.,79 persen pada Kamis (28/6) pukul 10.30 WIB, duet Edy-Musa unggul dengan selisih sembilan persen dari Djarot-Sihar.
Data tersebut berasal dari 17.527 Tempat Pemungutan Suara (TPS), dari total 27.487 TPS tersebar di Sumatera Utara.
Pasangan Edy-Musa memperoleh suara 1.965.691 atau 54,83 persen. Kemudian duet Djarot-Sihar yang didukung oleh koalisi PDIP dan PPP mengumpulkan 1.619.343 suara atau 45,17 persen.
Suara sah yang masuk sebesar 3.582.414, sedangkan suara tidak sah sejumlah 52.328. Suara keseluruhan yang masuk sebanyak 3.634.595 dari 5.781.694 pemilih. (cnnindonesia/ags/data2)
Discussion about this post