JAKARTA, Waspada.co.id – Fenomena beredarnya konten negatif pada aplikasi Tik Tok yang berujung pemblokiran beberapa waktu lalu membuat Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) memberi peringatan kepada orang tua.
KPAI meminta orang tua untuk mengawasi penggunaan gadget atau gawai anak.
“Orang tua harus kontrol. Anak diberi gadget, di rumah ada wifi mestinya punya fungsi kontrol yang lebih baik,” kata Retno Listyarti, komisioner KPU bidang pendidikan saat konferensi pers di kantor KPAI, Menteng, Jakarta Pusat, Senin (9/7).
“Orang tua tidak boleh gaptek dan harus update informasi.”
KPAI menyayangkan adanya konten negatif yang beredar melalui aplikasi Tik Tok yang cenderung ditiru oleh anak-anak pengakses aplikasi tersebut.
Margaret Aliyatul Maimunah, komisioner KPAI bidang pornografi dan cyber crime menegaskan perlu ada dukungan orang tua dan masyarakat dalam pengawasan penggunaan aplikasi. Orang tua pun diimbau untuk selalu memperbaharui informasi terkait aplikasi apa saja yang banyak diakses anak-anak.
Sedangkan masyarakat diharapkan mau melaporkan apabila menangkap hal-hal atau temuan negatif yang beredar di masyarakat.
Bagaimanapun anak tidak bisa dipisahkan begitu saja dengan internet dan aplikasi-aplikasi yang telah beredar sehingga perlu ada dukungan pengawasan dari orang tua dan masyarakat di samping pengawasan oleh pihak pengelola aplikasi.
“Anak-anak enggak mungkin dijauhkan dari akses teknologi. Usia belom sekolah pake gadget, mereka bisa akses youtube atau aplikasi lain. Orang tua diharapkan punya pemahaman tentang teknologi canggih yang ada saat ini,” kata Margaret.
Tak cuma soal konten negatif, aplikasi ini juga dinilai menyebabkan adanya perundungan yang dialami Bowo, salah satu pengguna dan ‘artis’ Tik Tok.
Retno menuturkan dirinya terkejut sebab bully yang dialami Bowo ternyata tak hanya datang dari anak-anak seusianya tetapi juga pengguna media sosial yang usianya jauh lebih tua.
Melihat fenomena ini, ia menggarisbawahi bahwa orang yang lebih dewasa sebaiknya menggunakan media sosial dengan lebih bijak, bukan sebagai media untuk menyebar kebencian.
“Kata-katanya mengerikan, itu bernada ancaman juga. Walau belum tentu bakal dilakukan tapi kan orang tua patut khawatir, sampai-sampai ibunya Bowo berhenti bekerja,” katanya.
Sebelumnya KPAI bertemu dengan pihak Tik Tok untuk menindaklanjuti laporan masyarakat terkait beredarnya konten negatif lewat aplikasi ini. Tim Tik Tok diwakili oleh Dina, local marketing manager Tik Tok mengatakan pihaknya berkomitmen untuk menghadirkan konten-konten positif untuk penggunanya.
“Kami punya beberapa teknologi yang bisa filter konten negatif. Tekonologi AI (artificial intelegent) dan human resource untuk memastikan konten negatif sudah berkurang,” katanya dalam kesempatan serupa. (wol/cnn/data2)
Discussion about this post