
JAKARTA – Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) mengatakan bahwa jumlah penduduk miskin di Indonesia mencapai 100 juta orang. Menteri Sekretaris Negara (Mensesneg) Pratikno menanggapi pernyataan Ketua Umum Partai Demokrat itu.
Dia meminta Presiden keenam Indonesia tersebut tidak asal berasumsi tanpa melihat data dan statistik terbaru yang dirilis Badan Pusat Statistik (BPS). “Lihat saja data statistik, kan barusan disurvei, jadi ini jangan asumsi,” kata Praktino di Istana Kepresidenan Jakarta, Selasa (31/7/2018).
Hal itu disampaikan Pratikno menanggapi pernyataan SBY usai bertemu Prabowo Subianto di Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, kemarin, saat memutuskan Demokrat dan Gerindra berkoalisi di Pilpres 2019.
SBY mengatakan bahwa masih banyak persoalan bangsa yang belum mampu diselesaikan pemerintahan Jokowi JK. Dia mencontohkan kemiskinan yang angkanya masih tinggi.
“Golongan orang miskin yang kita sebut dengan the bottom forty, 40 persen kalangan bawah yang jumlahnya sekitar 100 juta orang,” demikian kata SBY.
Pertemuan SBY dan Prabowo (Antara)
Pratikno mengaku tidak hafal dengan data angka kemiskinan yang baru saja diumumkan BPS. Namun, mantan rektor Universitas Gadjah Mada (UGM) ini menyakini jumlahnya tak sebanyak disebut SBY.
“Saya tidak hafal, tapi lihat rilis BPS yang terakhir‎,” ucap Pratikno.
Pratikno menyebutkan bahwa data dirilis BPS sudah sesuai standar yang ditentukan dan bisa dipercaya.
BPS mencatat adanya penurunan angka kemiskinan per Maret 2018 menjadi 9,8 persen dan jumlah orang yang masuk kategori miskin menurun dari 27,7 juta jiwa pada Maret 2017 menjadi 25,95 juta jiwa pada Maret 2018.
Discussion about this post