
JAKARTA – Anggota Komisi I DPR RI Aboebakar Alhabsyi masih penasaran dengan kesimpulan polisi yang menyebut peluru yang menembus ruang kerja rekannya itu peluru nyasar yang berasal dari Lapangan Tembak, Senayan, Jakarta Pusat.
Aboebakar mengatakan, setidaknya ada beberapa kejanggalan yang membuat dirinya kurang yakin, diantaranya senjata api yang digunakan oleh pelaku jenis laras pendek Glock 17 yang masih dipertanyakan jarak jangkauannya.
“Apa memang senjata jenis itu memiliki daya jangkau sampai dengan setengah kilo,” ungkap Aboebakar kepada Okezone, Kamis (18/10/2018).
Wakil Sekjen PKS itu meminta polisi segera lakukan uji balestik terhadap lima peluru yang disebut nyasar ke gedung DPR RI tersebut. Pengujian dilakukan untuk mengetahui kekuatan gerak peluru dan dampak proyektil.
“Saya rasa ini perlu dilakukan uji balestik untuk meyakinkan, sehingga tidak menimbulkan spekulasi,” pungkasnya.
Sebelumnya diberitakan, penembakan terjadi pada Senin 15 Oktober kemarin sekira pukul 14.45 WIB. Peluru mennembus ruang kerja Wenny Waraouw, serta jendela ruangan milik Anggota DPR dari Fraksi Golkar fraksi Partai Golkar Bambang Heri Purnama di lantai 13.
Dua hari kemudia, pada Rabu 17 Oktober kemarin ditemukan lagi tiga peluru, masing-masing di ruang kerja anggota 10 Fraksi Demokrat Vivi Sumantri Jayabaya di lantai 10 dan Didik Mukriyanto lantai 9, serta anggota Fraksi PAN Totok Daryanto di lantai 20.
Pelaku pun ditangkap dan ditetapkan sebagai tersangka, masing-masing seorang PNS di Kementerian Perhubungan berinisial IAW dan RMY. Polisi menyimpulkan peluru di gedung DPR RI itu peluru nyasar yang berasal dari pistol pelaku saat latihan di Lapangan Tembak, Senayan, Jakarta Pusat.
Discussion about this post