Waspada.co.id – Kurang tidur ataupun kelebihan tidur sama-sama berdampak negatif terhadap kesehatan. Kurang tidur bisa berujung pada penyakit kronis seperti diabetes, masalah kardiovaskular, obesitas, dan depresi.
Melansir laman Medicalnewstoday, kandidat doktoral dari McMaster University di Ontario serta Peking Union Medical College di Chinese Academy of Medical Sciences, Tiongkok, Chuangshi Wang meneliti kebiasaan tidur lebih dari 116 ribu orang usia 35 sampai 70. Wang juga berlaku sebagai penulis utama penelitian.
Para partisipan itu diteliti status sosioekonomi, gaya hidup, aktivitas fisik, pola makan, penggunaan obat, serta sejarah penyakit kronis dalam keluarganya. Kesemuanya pun pernah terlibat dalam studi Prospective Urban Rural Epidemiology (PURE).
Selama studi 8 tahun itu, 4.381 partisipan meninggal dunia, 4.365 orang terkena serangan jantung atau stroke. Dan studi yang dilakukan Wang bersama para peneliti lainnya mengungkap, orang yang tidur lebih dari 6-8 jam per hari cenderung lebih cepat meninggal atau mengembangkan masalah kardiovaskular.
Dengan kata lain, orang yang durasi tidurnya lebih lama dari waktu yang direkomendasikan berisiko 5 persen lebih tinggi meninggal lebih cepat atau mengalami masalah jantung dibandingkan mereka yang durasi tidurnya sesuai rekomendasi.
Sementara, mereka yang tidur selama 9-10 jam per hari berisiko 17 persen lebih tinggi untuk mengembangkan masalah jantung dan pembuluh darah serta meninggal lebih cepat. Begitu pula dengan orang yang rutin tidur lebih dari 10 jam per hari. Risiko meninggal dini dan mengalami masalah jantung meningkat hingga 41 persen.
“Studi kami menunjukkan bahwa durasi optimal dari perkiraan tidur adalah enam hingga delapan jam per hari untuk orang dewasa,” ucap Wang.
“Mengingat bahwa ini merupakan studi observasional yang hanya menunjukkan keterkaitan dibandingkan pembuktian hubungan kausal, kita tak bisa mengatakan bahwa terlalu banyak tidur murni menyebabkan masalah jantung,” jelas Wang.
“Meski begitu, kurang tidur bisa menjadi penyebab terselubung kematian serta kasus kardiovaskular. Sedangkan terlalu banyak tidur mengindikasikan kondinsi yang meningkatkan risiko tersebut,” jelasnya.
Menurut dr. Raghu Reddy, sleep medicine specialist dari University of Arkansas, waktu tidur yang hilang dalam lima jam selama seminggu dapat diganti dengan berisitirahat selama akhir pekan. Namun, jika waktu tidur yang hilang sudah lebih dari 20 jam, maka akan sangat berbahaya dan bisa mengganggu kesehatan tubuh, baik fisik maupun emosional.
Akibat kurang tidur lainnya adalah kulit tampak lebih tua. Hal ini disebabkan karena hormon kortisol mengalami pelepasan yang lebih banyak ketika bergadang. Hormon ini bersifat memecah kolagen pada kulit, padahal kolagen adalah protein yang bekerja dalam menghaluskan kulit dan menjadikannya elastis.
Kurang tidur juga dapat menyebabkan mata bengkak dan kulit menjadi pucat. Kebiasaan begadang secara berkepanjangan akan menimbulkan efek kurang tidur kronis. Akibatnya, timbul garis-garis penuaan halus di wajah dan menjadikan kulit terlihat kusam.
Akibat kurang tidur yang mudah dikenali lainnya adalah munculnya mata panda. Mata panda adalah lingkaran gelap di sekitar mata yang muncul akibat pelebaran pembuluh darah di balik kulit mata yang tipis. Kondisi kurang tidur adalah penyebab utama terjadinya mata panda.(liputan6/meiliza/data1)
Discussion about this post