
JAKARTA – Kebijakan pemerintah untuk menjaga sentimen pasar sepanjang 2018 dan pengaruh ekonomi global berdampak positif. Hal ini membuat pasar properti 2019 diprediksi stabil meski ada Pemilihan Presiden 2019 pada semester pertama 2019.
Harga dan suplai properti, terutama pada sektor residential, diperkirakan meningkat pada 2019. Permintaan pasar akan tetap stabil, permintaan untuk properti kelas menengah atas akan meningkat. “Pemerintah meningkatkan anggaran infrastruktur sebesar 6% dari tahun sebelumnya untuk mempercepat pertumbuhan ekonomi. Sejumlah kebijakan pemerintah lainnya, seperti pelonggaran loan to value (LTV), serta Program Sejuta Rumah membantu memudahkan masyarakat, terutama kelas menengah dan bawah untuk memiliki hunian,†kata Ike Hamdan, Head of Marketing Rumah.com.
Pertumbuhan suplai properti yang sejalan dengan peningkatan harga properti mengindikasikan pasar properti mulai stabil. Pasar sudah memasuki area “seller’s marketâ€. Penjual memasang harga tinggi untuk properti residential namun memberikan banyak pilihan kepada pembeli. Semakin banyaknya suplai membuat konsumen semakin mudah menentukan pilihan residential, baik berdasarkan lokasi, harga, maupun jenisnya.
Andry Asmoro, ekonom Bank Mandiri, menuturkan, tahun depan pertumbuhan ekonomi diperkirakan berada pada kisaran 5,1%-5,2% karena adanya faktor harga komoditas yang masih lemah dan berpengaruh pada kinerja ekspor.
Menurutnya, perekonomian Indonesia pada tahun 2019 mendatang akan dipengaruhi, antara lain oleh kenaikan suku bunga acuan di Amerika Serikat dan domestik, dampak dari trade war jika masih berlanjut, turunnya harga minyak dan komoditas, serta situasi politik yang stabil sehingga akan berpengaruh positif bagi ekonomi Indonesia. Tahun politik diperkirakan berdampak pada belanja politik melalui iklan kampanye yang akan sedikit membantu beberapa sektor, seperti logistik, periklanan, dan makanan serta minuman.
“Tantangan terbesar yang akan dihadapi Indonesia dengan adanya perekonomian global yang diperkirakan cenderung melambat pada tahun 2019 adalah masih pada bagaimana mendorong ekspor manufaktur kita di tengah menurunnya harga komoditas. Kebijakan pemerintah dan otoritas moneter saat ini sudah baik karena responsif. Beberapa paket kebijakan perlu didukung aturan teknis dan sosialisasi kebijakan kepada pelaku bisnis agar lebih memiliki manfaat pada peningkatan kinerja ekspor,†sebut Andry.
Tren kenaikan suku bunga acuan diprediksi masih berlanjut hingga 2019 mendatang sehingga bunga kredit pemilikan rumah (KPR) pun diprediksi naik. Namun, hal itu diyakini tak akan menghambat pertumbuhan bisnis properti.
Discussion about this post