JAKARTA – Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-Ma’ruf Amin menepis jika uang yang disita Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dari tangan kader politikus Partai Golkar, Bowo Sidik Pangarso, tak ada hubungannya dengan pemilihan presiden (pilpres).
Sebelumnya, KPK menduga uang yang diterima Bowo akan digunakan untuk melakukan “serangan fajar†terkait Pemilu 2019.
“Hari ini saya tidak mau berasumsi. KPK sudah membuat statement bahwa tidak ada hubungan dengan Pilpres, tetapi Pileg,” ucap Ketua Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-Ma’ruf, Erick Thohir di Senayan City, Jakarta, Jumat (29/3/2019).
Erick mengakui, serangan terhadap Jokowi-Ma’ruf sangat kencang menjelang 17 April. Seperti banyak pihak yang mengaitkan penangkapan Bowo terkait persiapan serangan fajar untuk paslon nomor urut 01.
“Nah kembali yang menyebarkan berita fitnah tidak mungkin kita. Masa kita menusuk diri sendiri. Itu jelas bahwa tidak ada hubungannya dengan Pilpres, tapi Pileg,” ujar Erick.
Bercermin dari kasus OTT yang melibatkan salah Ketum PPP Romahurmuziy alias Romi yang di mana diketahui sebagai salah satu pendukung Jokowi-Ma’ruf, Erick menyatakan OTT terhadap Bowo lebih kepada urusan pribadi dan tak ada sangkut paut dengan pilpres.
“Saya rasa KPK sudah jelas seperti juga kasus dari PPP. Kita dari awal selalu posisi praduga tak bersalah, dan menghormati bahwa penegakan hukum harus terjadi. Statement saya yang paling jelas, bedakan antara tadi, pribadi dan pilpres,” kata Erick.
Sebelumnya, Tim Satuan Tugas (Satgas) Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menyita uang sejumlah Rp8 miliar dalam operasi tangkap tangan (OTT) dari Politikus Golkar, Bowo Sidik Pangarso.
Uang tersebut ditemukan tim satgas dalam pecahan Rp50 ribu dan Rp20 ribu yang sudah dimasukkan ke dalam 400 ribu amplop. ‎Amplop tersebut sudah tersusun rapi dalam 84 kardus dan diduga untuk serangan fajar.
Discussion about this post