
HINGGA saat ini masih banyak orangtua yang senang apabila melihat anaknya lebih gemuk dibandingkan anak lain. Sebagian besar menganggap anak mereka jadi tampak lucu dan menggemaskan. Padahal itu adalah anggapan yang salah. Anak yang terlalu gemuk bisa jadi mengalami obesitas yang membawa dampak negatif terhadap kesehatannya.
Salah satu penyebab anak mengalami obesitas adalah pola makan yang buruk. Menurut dokter spesialis anak dan konselor laktasi, dr Yovita Ananta, Sp.A, MHSM, IBLCC, anak obesitas biasanya mengonsumsi makanan dalam porsi besar dan gula berlebihan.
Konsumsi tinggi kalori itu tidak diimbangi dengan aktivitas fisik yang memadai sehingga menyebabkan terjadinya penumpukan lemak dan kenaikan berat badan.
Lantas, bagaimana cara mengatasi anak yang mengalami obesitas?
“Pastinya jumlah kalori yang dikonsumsi harus dikurangin, tapi bukan porsinya. Sebab anak sulit kalau sudah terbiasa makan banyak terus porsinya berkurang. Cara menyiasatinya adalah mengganti jenis makanan menjadi lebih sehat dan bernutrisi,†jelas dr Yovita saat ditemui Okezone dalam diskusi media ‘Anak dan Remaja Sehat : Bebas Obesitas’ yang diselenggarakan oleh Rumah Sakit Pondok Indah Group, Kamis (18/7/2019), di kawasan Kebayoran Baru, Jakarta Selatan.
Dokter yang berpraktek di RS Pondok Indah itu mengatakan, meski pola makan diatur untuk cegah obesitas, tapi tetap harus mengonsumsi karbohidrat, protein, dan lemak untuk makan berat. Contohnya untuk karbohidrat bisa nasi atau kentang. Sedangkan untuk protein contohnya seperti ayam dan daging sapi. Konsumsi susu pada anak di atas 1 tahun juga cukup hanya 500 ml per hari.
“Jangan lupa ditambah dengan sayur dan snack 2 kali. Kalau snacknya bila biasanya disediain es krim dan coklat di kulkas, itu harus diubah karena bisa meningkatkan berat badannya. Ganti dengan yang lebih sehat seperti buah, yoghurt, dan sereal yang bisa menurunkan kalori,†tambah dr Yovita.
Mengubah perilaku anak agar pola makannya menjadi lebih sehat memang tidak mudah. Dr Yovita menyarankan orangtua untuk lebih bisa bersabar. Sebab nantinya anak akan terbiasa serta merasakan manfaat jika berat badannya turun seperti lebih mudah bergerak dan aktif.
“Misalkan anaknya belum mau makan buah hari ini, ya jangan dipaksa. Dicoba pelan-pelan, untuk mengubahnya itu enggak bisa cuma 1 atau 2 hari. Selain itu, lingkungan di rumah juga harus mencontohkan untuk mengonsumsi makanan sehat dalam porsi yang pas sehingga anak akan mengikuti,†tandas dr Yovita.
Discussion about this post