JAKARTA, Waspada.co.id – Ketua Umum PBNU, Said Aqil Siradj mengatakan tidak terlalu meminta-minta kadernya supaya masuk dalam jajaran menteri Pemerintahan Joko Widodo-Maruf Amin periode 2019-2024.
“Kita enggak ngoyo. Kalau diminta, kita ya siap,” kata Said di Monas, Rabu (10/7).
Menurut dia, apabila Presiden Jokowi menawarkan kader NU untuk jadi menteri kabinet jilid kedua tentu banyak yang mumpuni di berbagai bidang. Sehingga, tidak hanya fokus pada bidang keagamaan.
“Berapa saja yang dibutuhkan Insya Allah ada semua. Apa saja, tidak hanya agama. Insya Allah, kami banyak walaupun terus terang saja tidak ngoyo,” ujarnya.
Pernyataan Said Aqil seolah menjawab kekhawatiran Yenny Wahid yang mewanti-wanti petinggu NU agar tak meminta-minta jatah menteri ke Jokowi.
Sebagaimana dikabarkan, putri Abdurrahman Wahid atau Gus Dur, Yenny Wahid, mengimbau petinggi Nahdlatul Ulama (NU) tidak terjebak pada retorika yang seolah-olah menampilkan NU menuntut kursi kabinet Jokowi-Ma’ruf Amin.
“Saya imbau petinggi NU supaya tidak terjebak retorika seolah-olah kita menuntut kursi kabinet atau sebagainya. Peran yang harus dijalankan NU adalah peran sinergi dengan pemerintah, memberi masukan konstruktif ketika ada kritik,” kata Yenny saat ditemui usai Upacara HUT ke-73 Bhayangkara di Monas, Jakarta, Rabu (10/7).
Dia menjelaskan NU harus dapat bekerja sama, dan pada saat yang sama menjaga jarak yang sehat di setiap era pemerintahan. Yenny pun mengingatkan Khittah NU, yang salah satunya menyepakati NU tidak terlibat politik praktis.
Khittah itu merujuk pada Khittah NU tahun 1926 yang kemudian ditegaskan kembali pada Khittah NU tahun 1984.
Yenny tak memungkiri ada harapan dari warga NU agar pemerintah menyerah aspirasi mereka. “Tapi tidak kemudian dengan cara bagi-bagi kursi, menuntut kursi seperti itu,” tutur Direktur Wahid Foundation itu. (inilah/cnnindonesia/ags/data1)
Discussion about this post