MEDAN, Waspada.co.id – Serikat Pekerja Pertamina Unit Pemasaran (UPMS) I menolak peralihan bisnis LNG ke PT Perusahaan Gas Negara.
“Bisnis LNG merupakan bisnis masa depan perusahaan yang harus dijaga eksistensinya sehingga negara akan mendapatkan 100 persen keuntungan. Sudah seharusnya pemerintah mempertahankan hal ini,†tutur Ketua Umum Serikat Pekerja UPMS I, Sutrisno, Senin (29/7).
Jika bisnis LNG ini berpindah tangan maka pemerintah Indonesia tidak akan mendapatkan keuntungan 100 persen.
“Dan Pertamina itu 100 persen miliki negara dan rakyat sedangkan PGN 56,96 persen milik negara dan 43,04 persen dimiliki oleh publik (swasta, lokal dan asing). Ini kenapa harus dialihkan ke perusahaan yang sudah menjadi anak perusahan Pertamina?,” jelasnya.
Pengambil alihan dari proses bisnis itu berarti akan ada yang hilang karena ada saham swasta dan itu harus diwaspadai. Padahal, Serikat Pekerja Pertamina konsen agar LNG sepenuhnya untuk kepentingan rakyat Indonesia.
“mendesak pemerintah untuk menghentikan segala upaya pengalihan proses bisnis LNG yang dilakukan melalui Holding Migas ke PGN karena menyebabkan potensi kerugian negara karena kepemilikan saham publik (swasta, lokal dan asing) di PGN sebesar 43,04 persen,†jelasnya.
Jika tuntutan tersebut tidak ditanggapi, maka akan melakukan aksi protes dengan memasang spanduk ancaman kepada pengambil kebijakan. Kami siap berhenti beroperasi mulai dari hilir ke hulu.
“Selain itu, kita juga meminta pemerintah dalam hal ini Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral untuk memastikan Pertamina dapat dapat menyusun program kerja rencana Bisnis LNG yang mendukung Security of Supply Nasional. Baik jangka pendek ataupun jangka panjang karena proses bisnis LNG yang bersifat jangka panjang untuk tetap menjaga kedaulatan energi nasional,†terangnya.
Ia juga menambahkan sejak 62 tahun lalu, Pertamina telah membuktikan eksistensi dan dedikasinya dalam pengelolaan migas sebagai bagian dari upaya menjaga kedaulatan energi nasional dan salah satu BUMN yang menjadi penopang perekonomian Indonesia.
“Produksi LNG Indonesia saat ini sebesar 16 MT sekitar 7 persen LNG dunia dan cadangan gas nasional sebesar 135 TSCF. Indonesia menjadi eksportir LNG terbesar kelima setelah Qatar, Malaysia, Australia dan Nigeria. Kapasitas Kilang LNG Indonesia sebesar 28,7 MTPA artinya masih ada potensi untuk meningkatkan penjualan dari hasil produksi baik untuk domestik ataupun pasar export,†tambahnya.
Pangsa pasar export LNG Indonesia adalah kawasan Asia Pasifik dan Amerika Utara. Negara importir pengguna LNG kita adalah Jepang, Korea Selatan, China, Taiwan, Mexico, Thailand, India dan UEA. Pasokan LNG kepasar dunia meningkat sekitar 12 persen per tahun.
“Volume perdagangan LNG tahun 2017 meningkat menjadi 293,1 MT atau meningkat sebesar 35,2 MT dari tahun 2016. Pertumbunan pasokan LNG merupakan respon terhadap pertumbuhan pasar di Asia untuk memenuhi permintaan China dan Korea Selatan,†lanjutnya.
“Sehingga kebutuhan gas akan semakin besar seiring dengan kepedulian lingkungan dan pola pasar,†tandasnya.(wol/eko/data2)
Discussion about this post