MEDAN, Waspada.co.id – Indonesia, khususnya Sumatera Utara (Sumut), memiliki kekayaan ragam budaya beserta wujud fisik dalam berbagai bentuk peninggalan sejarah. Karena itu, pendataan kekayaan ragam budaya ini penting dilakukan rutin untuk mencegah hilangnya warisan budaya yang juga identitas bangsa.
Pencegahan dapat dilakukan antara lain melalui pemutakhiran dan verifikasi nama rupabumi.
Rupabumi adalah bagian dari permukaan bumi yang dapat dikenal identitasnya sebagai unsur alam dan unsur buatan manusia, misalnya sungai, danau, gunung, tanjung, desa, dan bendungan. Nama rupabumi adalah nama yang diberikan pada unsur rupabumi tersebut.
Hal ini disampaikan Asisten Pemerintahan Setdaprov Sumut Jumsadi Damanik mewakili Gubernur Sumut (Gubsu) Edy Rahmayadi pada kegiatan Pemutakhiran dan Verifikasi Nama Rupabumi Kabupaten/Kota se-Provinsi Sumut Tahun 2019 di Hotel Grand Aston Medan, Senin (23/9).
“Kegiatan pemutakhiran nama-nama rupabumi yang dilaksanakan adalah langkah awal pembuatan gasetir nasional yang selanjutnya diverifikasi oleh tim nasional pembakuan rupa bumi. Saat ini, sesuai arahan Kemendagri, pemutakhiran nama rupabumi difokuskan pada unsur warisan budaya,†ujar Jumsadi.
Adapun gasetir nasional, katanya, adalah daftar nama rupabumi yang telah dibakukan secara nasional dilengkapi informasi tentang jenis, unsur, posisi, lokasi dalam wilayah administratif, dan informasi lain yang diperlukan. Khusus kegiatan pembakuan nama rupabumi unsur warisan budaya, dilaksanakan pada tahun 2018-2020.
Kepala Biro Pemerintahan Setdaprov Sumut, Afifi Lubis, menyampaikan tujuan pemutakhiran dan verifikasi nama rupabumi untuk mewujudkan tertib administrasi di bidang pembakuan nama rupabumi di Indonesia, menjamin tertib administrasi wilayah dalam kerangka NKRI serta mewujudkan adanya gasetir nasional.
“Sehingga ada kesamaan pengertian mengenai nama rupabumi di Indonesia. Terakhir, mewujudkan data dan informasi akurat mengenai nama rupabumi di seluruh wilayah negara NKRI, baik untuk kepentingan nasional maupun internasional,†jelas Afifi.
Normalia Zubair, selaku ketua panitia pelaksana, mengatakan kegiatan berlangsung hingga Rabu (25/9) dengan diikuti 132 orang. Adapun narasumber yang menyampaikan materi dari Kemendagri, tim ahli cagar budaya Sumut, pejabat Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Sumut, dan pejabat Biro Pemerintahan Setdaprovsu. (wol/aa/data2)
editor AUSTIN TUMENGKOL
Discussion about this post