MEDAN, Waspada.co.id – Rektor Universitas Islam Sumatera Utara (UIN SU) menerima sejumlah mahasiswa yang tergabung dalam Komite Mahasiswa Anti Plagiasi UINSU (Komanpu) untuk berdialog terkait dugaan plagiat yang menyeret nama Prof Syahrin Harahap.
Pertemuan tersebut berlangsung, karena sebelumnya sejumlah mahasiswa tersebut menggelar aksi mogok makan sejak tiga hari lalu.
Koordinator aksi Irham Sadani, mengatakan pihaknya meminta klarifikasi atas adanya tekanan dan ancaman dari unsur pimpinan di UIN Sumut, bahwa mahasiswa yang melakukan aksi demo bisa terancam di drop out (DO).
“Rektor telah sampaikan permohonan maaf atas tindakan bawahannya yang terkesan menekan aksi mahasiswa,” kata Irham saat dikonfirmasi, Jumat (2/4).
Irham menyampaikan, dalam dialog tersebut, Rektor UIN SU Prof.Syahrin Harahap, juga menjelaskan bahwa dugaan plagiat itu tidak benar, sehingga menurutnya, nama baik rektor harus dipulihkan dari segala tuduhan plagiasi.
“Jika dugaan itu ternyata tidak benar. Kami tidak ingin UIN Sumut jelek di luar. Kami akan pasang badan untuk membela rektor dari pihak-pihak yang ingin menjelekkan rektor dan UIN Sumut,” ujarnya.
Sementara itu, Rektor UIN Sumut Prof Syahrin Harahap menilai aspirasi mahasiswa sebagai wujud kepedulian untuk kemajuan UIN Sumut yang memiliki motto sebagai ‘UIN Kita’.
“Mereka mahasiswa yang cerdas. Sangat dibutuhkan UIN untuk kemajuan Islam. Apa yang mereka sampaikan adalah bentuk idealisme yang tinggi, tanpa ditunggangi siapapun, itu mesti dihargai. Dan jika ada orang yang ingin menunggangi mereka, tentu itu tindakan tidak terpuji,” ucapnya.
Ia juga menekankan bahwa dugaan plagiat yang ditujukan padanya tidak benar. Pasalnya, makalah berjudul ‘The Image of Indonesia in the world: An Interreligious Perspective’ yang dipersoalkan ialah murni karyanya.
Dikatakan, awalnya dugaan plagiasi ini mengemuka saat seseorang menyebutkan makalah itu milik dua penulis. Orang yang mengklaim sebagai penulis lainnya telah menyampaikan makalah itu di dalam negeri, tanpa sepengetahuannya. Padahal sebenarnya makalah itu adalah miliknya.
“Tapi ini pun bukanlah masalah prinsipil, karena di dua makalah itu, baik yang terbit di dalam negeri maupun di luar negeri, tetap nama saya tercantum sebagai penulis. Terlalu mahal martabat UIN Sumut diganggu hanya karena masalah ini,” kata Syahrin.
Oleh sebab itu ia meminta semua pihak menghentikan memainkan isu tersebut sebagai isu plagiasi, karena hanya akan merusak citra UIN Sumut dimata masyarakat.
“Tidak ada yang perlu dipersoalkan dalam hal ini, masih banyak persoalan lain yang perlu kita benahi untuk memajukan UIN Sumut sebagai ‘UIN Kita’. Dan saya mengajak semua yang terlibat di UIN Sumut untuk bersama-sama mewujudkannya,” pungkasnya. (wol/man/d2)
Editor: SASTROY BANGUN
Discussion about this post