JAKARTA, Waspada.co.id – Sejumlah kasus kebocoran data terjadi di Indonesia. Kasus ini tentu berbahaya karena data pribadi bisa digunakan untuk hal-hal yang merugikan.
Berdasarkan data Litbang MNC Portal, Senin (31/5/2021), berikut tiga kasus kebocoran data warga Indonesia:
1. BPJS Kesehatan
Mei 2021
Masyarakat dihebohkan dengan dugaan kebocoran 279 juta data penduduk yang dibobol dari halaman BPJS Kesehatan. Data penduduk yang bocor ini, dijual ke forum online Raid Forums.
Data tersebut berisi NIK, nomor ponsel, e-mail, alamat, dan gaji. Termasuk data penduduk Indonesia yang telah meninggal dunia.
Pihak BPJS Kesehatan melakukan koordinasi dengan Dewan Pengawas BPJS Kesehatan, Badan Sandi dan Siber Negara (BSSN), Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo), Kementerian Pertahanan (Kemenhan), dan PT Sigma Cipta Caraka (Telkom Sigma).
BPJS Kesehatan melakukan upaya pengamanan titik akses dengan melakukan penutupan dan melakukan investigasi.
2. Bukalapak
Mei 2020
Hacker yang memakai username “Startexmislead” mengaku mempunyai sekitar 13 juta data pengguna Bukalapak. Pengumuman ini dipublikasikan di Raid Forums.
Menurut Bukalapak, data yang beredar adalah informasi yang berasal dari percobaan peretasan tahun 2019, sehingga dapat dikonfirmasi tidak ada kejadian baru.
Maret 2019
Data 13 juta pelanggan Bukalapak dilaporkan dicuri oleh hacker asal Pakistan bernama Gnosticplayers. Hacker tersebut mengaku menjual jutaan akun tersebut di situs Dream Market.
3. Tokopedia
Mei 2020
Tokopedia alami kebocoran 91 juta data pengguna. Data tersebut diperjualbelikan dengan harga USD5.000 dan dapat didownload secara bebas. Tokopedia kemudian mengklaim informasi password milik pengguna tetap aman dan terlindungi dengan sekuriti berlapis. (okz/ags/d2)
Discussion about this post