WASHINGTON DC, Waspada.co.id – Mantan presiden Amerika Serikat, Donald Trump, menyalahkan keputusan penerusnya, Presiden Joe Biden, atas kebangkitan Taliban di Afghanistan.
Trump mengatakan bahwa penarikan tentara AS dari Afghanistan yang telah dilakukan Biden sejak Mei lalu akan “jauh berbeda dan lebih sukses” jika dirinya masih menjadi presiden.
“Jika saat ini saya masih jadi presiden, dunia akan melihat penarikan pasukan AS dari Afghanistan akan menjadi langkah yang dilakukan berdasarkan kondisi,” ucap Trump melalui sebuah pernyataan pada Kamis (12/8).
“Ini akan menjadi penarikan pasukan yang jauh berbeda dan jauh lebih berhasil. Dan Taliban memahami ini lebih baik dari siapa pun.”
Trump mengklaim pernah berdiskusi secara langsung dengan para pemimpin Taliban. Ia mengatakan bahwa para pemimpin Taliban mengerti apa yang mereka lakukan sekarang tidak akan dapat diterima.
Dikutip AFP, di bawah kepemimpinan Trump, AS memang menengahi kesepakatan damai antara Afghanistan dan Taliban di Doha pada 2020.
Dalam kesepakatan itu, AS sepakat menarik semua pasukannya per Mei 2021 dengan imbalan jaminan keamanan dari milisi Taliban.
Taliban juga berjanji berdialog damai dengan pemerintah Afghanistan dan tidak melakukan penyerangan. Taliban juga dituntut tidak mendukung kelompok-kelompok seperti Al-Qaidah.
Sejak perjanjian itu disepakati, Trump secara tajam memangkas jumlah pasukan AS di Afghanistan. Pengurangan pasukan AS terus berlanjut terutama setelah Trump kalah pemilu November 2020 lalu.
Ketika Biden mengambil alih jabatan presiden AS pada Januari lalu, ia menunda batas waktu penarikan pasukan AS. Biden menunda penarikan pasukan untuk peninjauan kebijakan lebih lanjut.
Baru pada April lalu, Biden menyatakan rencana penarikan pasukan AS di Afghanistan tetap berlanjut dengan menetapkan tenggat waktu sampai 31 Agustus.
Sejak pasukan AS dan Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) mulai ditarik dari Afghanistan pada Mei lalu, Taliban kembali melakukan penyerangan dan berusaha menduduki kota-kota besar di negara itu.
Hingga kini, Taliban telah menguasai 10 ibu kota provinsi di Afghanistan. Pemerintahan Presiden Ashraf Ghani secara efektif kehilangan daerah kekuasaan di sebagian besar daerah utara dan barat Afghanistan.
Beberapa pejabat AS khawatir Taliban mampu mengambil alih Ibu Kota Kabul dalam waktu 90 hari, ketika pasukan asing telah benar-benar keluar dari Afghanistan per akhir Agustus nanti. (cnn/d2)
Discussion about this post