TABUYUNG, Waspada.co.id – Wakil Gubernur Sumatera Utara (Wagubsu) Musa Rajekshah kembali melakukan peresmian Masjid Al Musannif yang telah dirintis oleh almarhum orang tuanya H Anif, Minggu (26/9).
Kal ini, Musa Rajekshah meresmikan Masjid Raya Al Musannif di Desa Tabuyung, Kecamatan Muara Gadis, Kabupaten Mandailing Natal (Madina). Diketahui, ini menjadi Masjid Al Musannif ke-24 dari rencana 99 masjid.
Berbeda dengan peresmian sebelumnya, Musa Rajekshah terlihat haru. Banyaknya kenangan dan perjuangan ayahandanya di desa tersebut membuat pria berusia 47 tahun itu tidak kuasa menahan air mata. Musa Rajekshah pun bercerita kisah ayahanda dan dirinya bisa sampai ke Desa Tabuyung ini.
“Memang semuanya, langkah rezeki dan maut adalah rahasia Allah, tidak ada satupun manusia yang memastikannya,” ungkap Ijeck, sapaan akrab Wagubsu.
Dikatakan, kedatangannya pertama kali ke Kecamatan Muara Batang Gadis bersama H Anif berlangsung pada tahun 1992 yang dimulai dari Desa Singkuang. Lalu pada tahun 1997, mereka baru masuk ke Desa Tabuyung ini.
Karenanya, jelas Ijeck, banyak kesan yang dirasakannya secara pribadi dari sosok orang tuanya. Termasuk peran ayahnya dalam memperjuangkan berdirinya Kabupaten Madina dari sebelumnya masih menjadi bagian Kabupaten Tapanuli Selatan.
“Alhamdulillah, orang tua itu ikut memperjuangkan. Begitu juga dengan berdirinya hutan nasional, karena orang tua itu menginginkan agar hutan Madina ini jangan sampai semuanya rusak,” ceritanya.
Kemudian, kampung ini dulunya juga belum ada berdiri pohon sawit dan usaha yang mereka dirikan pertama kali adalah sarang burung walet. Tapi berjalannya waktu, H Anif menyampaikan kalau seandainya masyarakat tidak beralih mata pencahariannya dari nelayan, nanti akan susah karena semakin sulit mencari ikan.
“Walaupun banyak fitnah yang datang, mulailah almarhum mendirikan usaha kebun sawit. Tapi sekarang masyarakat sudah melihat dan merasakan (hasil perkebunan sawit), bahkan sudah banyak mempunyai kebun pribadi,” terangnya.
Yang paling membuat Ijeck haru adalah H Anif selalu berpesan kepadanya ‘walaupun Tabuyung ini bukan kampung kelahirannya, anggaplah sebagai kampung sendiri’. Karenanya, H Anif sudah lama berencana mendirikan Masjid Raya agar bisa digunakan oleh masyarakat.
“Saya sempat bertanya alasan masjid di Tabuyung itu besar sekali, padahal itu desa bukan kecamatan. Tapi almarhum bilang ‘kau lihat nanti kampung itu akan ramai dan banyak orang melintas untuk mendirikan shalat dan nanti daerah itu akan maju’,” kenang Ijeck.
Untuk itu, Ijeck berharap adanya masjid ini bisa menjadi sarana syiar Islam di Muara Batang Gadis dan masyarakat bisa memakmurkannya. Selain itu, Ijeck juga menyampaikan akan mengusahakan berdirinya sekolah tahfiz bagi anak-anak di Desa Tabuyung. (wol/aa/data3)
editor AUSTIN TUMENGKOL
Discussion about this post