JAKARTA, Waspada.co.id – Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK) RI, menyebut, sebanyak 80 juta anak di Indonesia terdampak pandemi Covid-19 yang sudah berlangsung hampir dua tahun.
Demikian diutarakan Deputi Bidang Koordinasi Peningkatan Kesejahteraan Sosial Kemenko PMK Andi Megantara saat pelaksanaan rapat koordinasi nasional Majelis Pelayanan Sosial PP Muhammadiyah dan Majelis Kesejahteraan Sosial PP Aisyiyah pada Minggu (10/10).
“Pandemi Covid-19 telah membawa anak dan remaja di Indonesia harus menghadapi tantangan kenormalan baru. Pandemi membawa dampak sekunder yang luas kepada 80 juta anak dalam kehidupan sehari-hari,” ujar Andi.
Menurutnya, hal yang paling mendasar adalah pendidikan untuk anak-anak yang amat terganggu karena pandemi Covid-19. Selain itu adapula akses layanan kesehatan, gizi, dan perlindungan anak terdampak begitu besar.
“Setiap keluarga harus berjuang agar dapat bertahan secara finansial selama pandemi Covid-19, ketimpangan yang ada semakin memburuk terutama dalam aspek gender, kemiskinan dan disabilitas,” kata Andi.
Ia mengungkapkan, banyak anak yang menjadi Yatim Piatu korban Covid-19 karena orang tuanya terpapar Covid-19 dan meninggal dunia.
“Anak-anak yang berstatus Yatim, Piatu, atau Yatim Piatu karena orang tuanya meninggal terpapar Covid-19 harus mendapatkan bantuan dari pemerintah. Pemerintah harus hadir untuk mereka karena kehilangan orang tua akan membawa persoalan mental pada anak,” sambungnya.
Pemerintah saat ini sedang menyusun road map menyusun rencana strategi penanganan Covid-19 dari Pandemi menjadi Endemik di berbagai sektor perdagangan, kantor dan kawasan industri, transportasi, pariwisata, keagamaan, dan pendidikan. Selain itu akselerasi testing dan tracing dan screening dengan aplikasi Peduli Lindungi terus digencarkan.
“Kondisi saat ini sudah terus mengalami perbaikan di daerah. Penyebaran Covid-19 melandai. Untuk bisa masuk dari pandemi ke endemi dengan kriteria fatalitas rate lebih kurang 2% dari rata-rata global, positivity rate di bawah 5%, BOR di bawah 40% kasus aktif di bawah 100 ribu, dan kasus baru di bawah 5 ribu kasus,” ungkap Andi Megantara.
Terkait capaian vaksinasi Covid-19, Andi Megantara mengungkap Per 8 Oktober vaksinasi pertama masih 47,2%, vaksinasi kedua 27% dengan target sasaran 208 juta. Ditargetkan pada akhir 2021, 70% Masyarakat Indonesia sudah ter-vaksinasi tahap pertama.
Pemerintah Indonesia dikatakannya telah mengeluarkan anggaran dari APBN sangat besar untuk menangani pandemi Covid-19 dengan jumlah selama dua tahun terakhir (2020 dan 2021) hampir mencapai Rp 1.500 triliun.
“Tahun 2020 pemerintah mengalokasikan Rp 695,02 Triliun untuk PEN. Di 2021 kembali dialokasikan Rp 744,7 Triliun untuk dana PEN,” tutupnya. (okz/ags/data3)
Discussion about this post