MEDAN, Waspada.co.id – Kepala Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi (LLDikti) Wilayah I Sumatera Utara (Sumut), Ibnu Hajar, mengatakan masih terus melakukan pendataan mahasiswa Institut Teknologi Medan (ITM) yang telah menyelesaikan studi namun belum mendapatkan ijazah.
Disebutkan, sejumlah 800 mahasiswa ITM yang belum mendapatkan ijazah, karena permasalahan dualisme antara kepengurusan Yayasan Sosial Dwi Warna. Konflik itu pula yang menyebabkan penutupan kampus tersebut.
“Informasi yang kami terima itu ada 800 mahasiswa yang belum mendapatkan ijazah dan ini masih kami proses datanya,” kata Ibnu saat diwawancarai di Kampus USU, Selasa (26/10).
Dijelaskan, saat ini pihaknya sudah mengakomodir sejumlah 300 mahasiswa yang telah melapor ke LLDikti, pasca keputusan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi.
Meski demikian, pihaknya juga mengalami kendala dalam proses pendataan itu. Karena LLDikti belum mendapatkan jumlah yang tetap.
“Saya akui sulit mendapatkan data real dan pastinya karena memang data dari dua kampus ini sangat susah didapatkan,” ungkapnya.
Untuk itu, mantan Rektor Univeristas Negeri Medan (Unimed) ini memastikan, bahwa pihaknya akan terus mencari data mahasiswa yang belum mendapatkan ijazah.
“Dan kami juga minta bantuan agar mahasiswa yang belum merasa mendapatkan ijazah padahal sudah melakukan sidang untuk segera melapor ke LLDikti,” pungkasnya.(wol/man/d2)
Editor: SASTROY BANGUN
Discussion about this post