MEDAN, Waspada.co.id – Kulit bayi cukup sensitif sehingga memungkinkannya terkena masalah kulit. Para ibu mungkin kerap mendapati bintik kemerahan di kulit bagian tubuh bayi, terutama di bagian kulit bayi yang tertutup popok.
Sering kali permasalahan kulit ini membuat orang tua stres, tak hanya itu bayi juga cenderung mudah menangis dan rewel karena kulit yang bermasalah, seperti ruam, terasa gatal atau perih.
Atas dasar permasalahan tersebut, dokter spesialis anak, Andreas lantas membagikan beberapa permasalahan kulit bayi yang kerap terjadi dan cara mengatasinya.
Berikut beberapa permasalahan kulit bayi dan cara mengatasinya, dirangkum dari berbagai sumber.
1. Ruam popok
Masalah kulit ini hampir terjadi pada semua bayi. Ruam popok terjadi karena pemakaian popok yang dilakukan selama kurang lebih 24 jam.
“Ini jadi masalah terbanyak yang dialami bayi di bawah usia satu tahun,” kata Andreas.
Ruam merupakan bentuk dari adaptasi kulit bayi dengan lingkungannya yang baru. Gejala ruam biasanya ditandai dengan timbulnya rasa gatal, kemerahan, bentol, mengelupas, bersisik, atau iritasi yang terjadi pada kulit.
Paling sering ruam popok disebabkan oleh popok yang terlalu ketat, kondisi popok yang lembap akibat terkena urine atau feses, atau tidak cocok dengan material popok atau tisu basah bayi.
Untuk menghindarkan bayi mengalami ruam popok, rajinlah untuk mengganti popoknya. Normalnya popok harus diganti sekitar tiga sampai empat jam sekali. Namun sering-sering mengecek apakah popok sudah kotor dan penuh apa belum agar lekas diganti.
“Ganti popok tiga sampai empat jam sekali. Walau pun tidak ada kotoran di popok tetap harus diganti,” kata dia.
Selain itu, jangan terlalu ketat memakaikan popok pada bayi karena ruam dipicu oleh kulit yang lembap. Pasangkan popok agak longgar agar mencegah lembap dan iritasi.
Sebenarnya Anda bisa mengatasinya dengan membasuh permukaan kulit bayi yang ruam dengan lap hangat, kemudian oleskan krim atau salep ruam sebelum bayi mengenakan popok. Tapi apabila ruam sudah membuat kulit merah, melepuh, kering, dan pecah-pecah, segera periksakan bayi ke dokter karena gejala itu menandakan infeksi jamur.
2. Biang keringat atau miliaria
Biang keringat atau miliaria akan membuat bayi merasa tak nyaman, menjadikannya lebih sulit tidur, cukup rewel, dan gelisah karena terasa sangat gatal.
Biang keringat tampak sebagai benjolan kecil berwarna merah muda dan biasanya muncul di bagian tubuh bayi Anda yang cenderung berkeringat, seperti leher, selangkangan, ketiak.
“Ini terjadi karena sumbatan pada kelenjar sebasea. Makanya munculah miliaria,” kata Andreas
Anda harus merawatnya di lingkungan yang sejuk, kering, dan longgar. Munculnya biang keringat dipicu oleh keringat yang terjebak di bawah kulit sehingga menyebabkan benjolan merah atau lepuh.
Biang keringat seringkali terjadi pada musim kemarau ketika cuaca panas dan lembap. Pakaian yang sempit dan bedong yang terlalu ketat serta berlapis-lapis yang membuat si bayi kegerahan memperburuk kondisi biang keringat.
Bayi sangat rentan mengalami biang keringat. Kelenjar keringat mereka belum terlalu berkembang dibandingkan dengan anak-anak yang lebih besar apalagi orang dewasa. Untungnya, dalam banyak kasus, ruam panas tidak memerlukan perawatan medis dan sembuh sendiri, dengan sedikit bantuan dari Anda.
Bedak, minyak, dan lotion bayi hanya akan membuat kondisi ruam semakin buruk karena menyumbat pori-pori. Beri bayi Anda istirahat dari pakaian di atas tikar bermain atau biarkan dia merangkak dengan pakaian longgar atau tanpa pakaian di dalam rumah.
Selain itu, daripada menggunakan AC lebih baik nyalakan kipas angin dan buka jendela rumah agar udara dapat tersirkulasi dengan baik.
Segera bawa ke dokter bila biang keringat berlangsung selama lebih dari tiga hari atau memburuk. Perhatikan pula jika terjadi pembengkakan yang disebabkan oleh infeksi bakteri karena bayi tak sengaja menggaruk.
3. Jerawat bayi
Jerawat bayi berbeda dengan jerawat seperti yang dialami remaja. Jerawat bayi juga dikenal sebagai jerawat neonatal yang terjadi pada sekitar 20 persen bayi baru lahir. Jerawat bayi lazim terjadi pada beberapa bulan pertama kehidupan si bayi.
Penelitian menunjukkan bahwa jerawat bayi kemungkinan besar disebabkan oleh jamur, bukan kelenjar minyak atau sebum yang tersumbat.
Jerawat bayi adalah kondisi kulit umum yang biasanya bersifat sementara yang timbul pada wajah atau tubuh bayi. Jerawat ini ditandai dengan permukaan kulit kemerahan dengan beberapa benjolan kecil merah atau putih seperti komedo dan pustula.
Pada hampir semua kasus, jerawat sembuh sendiri tanpa perawatan dalam beberapa minggu. Jadi, Anda tidak perlu memberikan obat apa pun atau menggunakan lotion.
Sementara hingga kini masih belum jelas pencetus munculnya jerawat bayi. Namun beberapa ahli percaya itu disebabkan oleh hormon ibu atau bayi. Gesekan akibat kain yang kasar, bekas muntah atau air liur yang menempel di wajah juga bisa memperparah kondisi jerawat.
Untuk mengatasi jerawat, jauhi produk bayi yang mengandung parfum dan berjenis krim, kain berbahan keras, dan jangan usil memencet benjolannya.
4. Eksim
Eksim adalah ruam yang mempunyai gejala dengan kondisi kulit yang ditandai gatal-gatal, kemerahan, kering, pecah-pecah, radang, dan kemerahan pada sebagian kecil atau besar wilayah tubuh. Kondisi ini umumnya terjadi sebagai respons terhadap alergen.
Eksim sering terjadi pada bayi dan anak-anak dalam keluarga yang memiliki riwayat dermatitis atopik, alergi makanan, asma, demam, dan alergi lingkungan.
Pertama kali eksim muncul sebagai ruam merah pada kulit bayi yang samar. Seiring waktu, ruam akan menebal, kering, dan bersisik. Biasanya, eksim muncul di lipatan kulit, seperti belakang lutut, siku, leher, dan daerah di sekitar mata dan telinga.
Untuk mencegah terjadinya eksim, jauhkan bayi dari suhu yang ekstrem dan kontak langsung benda yang dapat mengiritasi kondisi kulit bayi. Jika bayi sudah telanjur mengalami eksim, identifikasi penyebabnya dan jauhkan dari pemicu apa pun. Gunakan sabun mandi dan deterjen pakaian yang lembut.
Eksim yang lebih parah harus diobati dengan obat resep. Oleskan salep atau krim yang dianjurkan dokter segera setelah bayi selesai mandi. Jangan lupa untuk rutin berkonsultasi kepada dokter agar eksim dapat membaik.(wol/ryan/data3)
Editor: SASTROY BANGUN
Discussion about this post