PYONGYANG, Waspada.co.id – Korea Utara mengatakan akan memulihkan hotline antar-Korea mulai Senin (4/10) ini sebagai upaya meningkatkan hubungan dengan Korea Selatan. Demikian dikatakan kantor berita pemerintah KCNA.
Saluran telepon langsung antara kedua seteru itu dibuat pada 1971 dan mengalami “putus-sambung” beberapa kali. Pekan lalu, Pemimpin Korut Kim Jong Un mengungkapkan kesediaannya mengaktifkan kembali sambungan telepon yang diputus pada awal Agustus sebagai protes terhadap latihan militer gabungan Korsel dan Amerika Serikat (AS).
Pemutusan itu terjadi hanya beberapa hari setelah hotline itu dibuka lagi untuk pertama kali setelah diputus selama setahun. KCNA mengatakan saluran-saluran telepon akan disambungkan lagi pada Senin pukul 19.00 WIB.
KCNA juga meminta Korsel agar memenuhi “tugasnya” mengendurkan hubungan lintas-batas yang tegang, namun media pemerintah itu tidak menjelaskan lebih jauh. Sebelumnya, Kim mendesak Korsel meninggalkan “standar ganda” dan “khayalan” mereka atas aktivitas militer Korut yang tengah mengembangkan persenjataan untuk membela diri.
“Otoritas Korea Selatan sebaiknya melakukan upaya-upaya positif untuk menempatkan hubungan utara-selatan ke jalur yang benar dan menyelesaikan tugas-tugas penting yang harus diprioritaskan untuk membuka prospek yang cerah di masa datang,” kata KCNA.
Ketegangan antara kedua negara telah meningkat sejak sambungan langsung itu diputus. Belum lama ini, Korut meluncurkan sejumlah rudal baru termasuk rudal hipersonik, rudal antipesawat, dan rudal jarak jauh bertenaga nuklir.
Uji coba rudal-rudal tersebut menunjukkan negara yang mengisolasi diri itu sedang mengembangkan persenjataan canggih di tengah macatnya pembicaraan soal pelucutan program rudal dan nuklir mereka ditukar dengan pencabutan sanksi AS.
Meski menuduh AS menerapkan “kebijakan bermusuhan”, Korut telah mengungkapkan niatnya memperbaiki hubungan kedua Korea dan mempertimbangkan pertemuan puncak jika Korsel meninggalkan standar ganda.
Para analis mengatakan pendekatan “hadiah dan hukuman” yang dilakukan Korut bertujuan untuk mendapatkan pengakuan dunia sebagai negara bersenjata nuklir dan mengganjal hubungan Korsel dengan AS. (wol/aa/ant/d2)
Editor: AUSTIN TUMENGKOL
Discussion about this post