MEDAN, Waspada.co.id – Ketua Tim Penggerak Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga (TP PKK) Sumatera Utara, Nawal Lubis, menyebutkan pemanfaatan media informasi bagi anak, seperti dua mata pisau yang bisa berdampak positif maupun negatif. Karenanya, kunci pengendaliannya berada pada orang tuanya sebagai teladan.
Hal tersebut disampaikan Nawal saat menjadi narasumber pada kegiatan Advokasi Pemanfaatan Media Informasi (Internet) dalam rangka Perlindungan Perempuan dan Anak secara virtual dari Ruang Oval, Rumah Dinas Gubernur Sumut, Jalan Jenderal Sudirman Medan, Jumat (22/10).
Pada kegiatan webinar tersebut, Ketua TP PKK Sumut mengingatkan peserta agar dapat menyosialisasikan dan mendidik cara memberikan advokasi kepada anak dalam penggunaan internet.
“Apalagi selama ini di masa pandemi, anak-anak tidak di sekolah. Pembelajaran juga menggunakan ponsel, sehingga penggunaannya tidak dapat lagi dihindari. Teknologi ini sudah menjadi bagian dari kebutuhan masyarakat, bahkan alat utama untuk bekerja,” jelas Nawal didampingi Kadis Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) Sumut Nurlela.
Untuk bisa melakukan advokasi atau pendampingan dalam penggunaan internet pada anak, peran orang tua sangat utama. Baik dalam memberikan aturan pemakaian serta menanamkan kesadaran tentang pembatasan konten yang dapat berpengaruh buruk bagi psikologi anak.
“Orang tua memang harus membatasi penggunaan gawai kepada anak. Karena memang dalam keluarga itu, sangat dibutuhkan hubungan harmonis dan selaras antara perilaku orang tua dengan anak. Tidak bisa kita melarang anak main hp (gawai) kalau pada saat bersama keluarga, kita juga sibuk menggunakan hp,” tambahnya.
Sebagai upaya advokasi terhadap pemanfaatan internet bagi anak, Nawal mengingatkan bahwa kemudahan mendapatkan informasi di masa sekarang tidak dapat dibendung. Hal itu menjadi tugas sekaligus tantangan orang tua, agar anaknya tidak melihat konten yang berpotensi memunculkan perilaku menyimpang.
Kadis PPPA Sumut Nurlela menyebutkan tentang kebiasaan anak menggunakan gawai berdampak juga kepada moralitas, sopan santun serta akhlak kepada orang tua. Karena penggunaan gawai berlebihan dapat memengaruhi pola hubungan harmonis di dalam keluarga, begitu juga di lingkungan sekitar.
“Seperti disampaikan Ketua TP PKK Sumut tadi, orang tua jangan hanya bisa melarang anaknya memakai hp (gawai). Tetapi mereka sendiri di rumah sibuk dengan gawainya sendiri, jadi anak seakan terabaikan dan kurang perhatian. Dari kondisi itu, anak akan mencari hal mengasyikkan lain,” pungkas Nurlela. (wol/aa/d2)
editor AUSTIN TUMENGKOL
Discussion about this post