Waspada.co.id – Penelitian membuktikan bahwa bernapas ternyata bisa menyebarkan bakteri penyebab Tuberkulosis (TB). Penelitian ini dipresentasikan pada konferensi besar, Selasa (19/10).
Dengan menggunakan peralatan canggih, tim di Universitas Cape Town di Afrika Selatan mengukur Mycobacterium tuberculosis (Mtb) penyebab penyakit pada 39 orang dengan TB.
Mereka melihat aerosol yang dilepaskan selama pernapasan teratur, pernapasan dalam dan batuk dan menemukan bahwa setelah lima menit ketiganya menghasilkan partikel yang mengandung bakteri berbahaya.
Batuk menghasilkan Mtb tiga kali lebih banyak daripada bernapas, penelitian mencatat bahwa karena orang bernapas sepanjang hari, menghembuskan napas saja dapat berkontribusi lebih dari 90 persen Mtb di udara.
Mengutip AFP, Tuberkulosis secara historis adalah pembunuh menular nomor satu di dunia, menyebabkan sekitar 1,5 juta kematian di seluruh dunia selama rata-rata tahun dan baru-baru ini dilampaui oleh Covid-19.
Penyakit yang disebabkan oleh Tuberkulosis ini ditandai dengan gejala batuk kronis. Hanya saja seperti halnya Covid-19, orang bisa membawa tuberkulosis tanpa gejala.
Pemimpin studi Ryan Dinkele mengatakan bahwa temuan ini mungkin menjelaskan mengapa pendekatan saat ini untuk menguji dan mengobati hanya pasien tuberkulosis yang merasa cukup sakit untuk mencari pengobatan mungkin tidak cukup jauh untuk mencegah penyebarannya.
“Ini menyisakan ruang untuk penularan Mtb yang luas sebelum mencari pengobatan,” katanya kepada AFP.
“Namun, jika penularan dimungkinkan tanpa adanya gejala, ini sangat menantang,” katanya.
Dia menambahkan bahwa penelitian, yang belum ditinjau oleh rekan sejawat (peer review), menunjukkan bahwa aerosol daripada dahak-dahak yang secara dipakai untuk mendiagnosis tuberkulosis – harus digunakan untuk menentukan penularan. (cnnindonesia/d2)
Discussion about this post