MEDAN, Waspada.co.id – Wakil Ketua DPRD Sumatera Utara (Sumut), Irham Buana Nasution, mengatakan sangat perlu adanya tata kelola ulang di Kecamatan Belawan. Karena banjir rob yang kerap terjadi di wilayah itu.
Apalagi mengingat persoalan yang sangat mendasar adalah tentang adanya pengalihan kawasan hutan mangrove menjadi pertambakan-pertambakan dan juga menjadi lahan perkebunan kelapa sawit.
“Artinya harus ada design ulang tata kota Belawan itu, karena Belawan itu kota bersejarah. Jangan kemudian kita hilangkan sejarah kota Belawan itu hanya untuk kepentingan sesaat, kepentingan ekonomi, investasi, dan sebagainya,” kata Irham kepada Waspada Online, Selasa (19/10).
Dijelaskan, banjir dan air pasang yang terjadi di Belawan bukan peristiwa yang baru terjadi sejak 5 tahun belakangan ini. Akan tetapi sudah terjadi sejak 10 atau 20 tahun yang lalu. Menurutnya, penyebab dari peristiwa itu adalah wujud dari kesalahan semua pihak termasuk kebijakan pengembangan Belawan.
Ketua Fraksi Golkar DPRD Sumut ini mengakui, bahwa wilayah Belawan merupakan penyanggah Kota Medan. Sebab, Belawan merupakan pintu masuk terpenting pelabuhan Indonesia di wilayah barat.
“Dan itu sangat dikenal luas selama ini. Tetapi itu kemudian tidak semata-mata difungsikan sebagai pelabuhan. Dan kemudian kita tau juga Belawan itu satu sumber penghasilan ikan terbesar juga untuk wilayah Sumut. Tetapi saat sekarang ini itu tidak terjadi lagi,” ujarnya.
Hal tersebut, lanjut Irham, disebabkan oleh banyaknya alih fungsi lahan, banyaknya limbah perusahaan. Bahkan sangat banyak izin-izin yang terbitkan tanpa berkoordinasi lintas sektoral, sehingga hal itu merusak tatanan lingkungan Belawan.
“Padahal kalau kita tau persis 20 tahun yang lalu. Boleh dikatakan Belawan itu sangat asri, sangat indah, akan tetapi yang kita lihat sekarang yang ada beton-beton semua. Sehingga kebijakan-kebijakan yang seperti yang kemudian kita tata ulang dan perbaiki kembali,” ungkapnya.
Lebih lanjut, Irham mengungkapkan, bahwa 10 tahun ke depan Belawan memiliki potensi tenggelam. Hal ini menurutnya, menjadi suatu ancaman yang sangat serius. Pasalnya, banjir rob yang kerap kali terjadi sangat nyata dan di depan mata.
“Yang dialami masyarakat Belawan itu sangat sedih, miris, dan memprihatinkan. Makanya kita berharap kepada pemerintah Kota Medan, Pemerintah Provinsi Sumut, dan Pemerintah Pusat harus duduk bersama, supaya kemudian ada tata kelola ulang design Kota Belawan itu,” pungkasnya.(wol/man/data3)
Editor: SASTROY BANGUN
Discussion about this post