JAKARTA, Waspada.co.id – Menteri Koordinator Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Panjaitan mengatakan akan mengaudit non-government organisation (NGO) atau lembaga swadaya masyarakat (LSM) di Indonesia. Itu dilakukan karena ia menilai ada LSM yang telah menyebarkan informasi tidak benar.
Hal tersebut disampaikannya saat dimintai tanggapan atas bantahan dari kalangan aktivis lingkungan mengenai data deforestasi yang pemerintah klaim menurun.
“NGO-NGO ini kita mau audit [diaudit pemerintah]. Jadi jangan menyebarkan berita-berita yang enggak benar, ya. Saya udah bilang kita mau audit. Enggak bener dong kamu memberikan berita yang enggak benar,” kata Luhut seperti dikutip dari CNNIndonesia TV, Minggu (14/11).
Mantan Dubes RI di Singapura ini sayangnya tak menjelaskan menjelaskan audit seperti apa yang akan dilakukan. Ia hanya mempertanyakan sumber data-data yang dimiliki para LSM yang mengungkapkan data deforestasi tersebut.
Ia mengklaim, data yang dirilis tidak hanya dihimpun pemerintah, melainkan sejumlah lembaga internasional. Di sisi lain, menurutnya, saat ini terdapat teknologi satelit yang tidak bisa dibohongi.
“Gini ya, yang bikin NGO-NGO ini dari mana data dia? Kita kan yang membuat bukan hanya kita, internasional. Dan sekarang satelit itu kan nggak bisa dibohongin, enggak bisa,” tegas Luhut.
Luhut menyebut, data yang dirilis pemerintah sesuai pula yang dengan apa yang diutarakan oleh mantan Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS) John Kerry.
Kerry yang merupakan utusan khusus AS untuk perubahan iklim, kata Luhut, berbicara kepada dirinya bahwa selama 4 tahun terakhir tingkat deforestasi di Indonesia menurun dengan sangat baik.
“John Kerry saja ngakui sendiri ke saya kok. Amerika itu ngakuin bahwa kita selama empat tahun terakhir itu deforestasi itu menurun sangat baik,” ujar Luhut.
Ia pun mengaku berani adu data dengan sejumlah LSM yang meragukan pemerintah soal kondisi lahan di Indonesia. “Sangat berani, sangat berani (adu data dengan LSM),” kata Luhut.
Sebelumnya pada Maret lalu data dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) mencatat Indonesia berhasil menurunkan laju deforestasi sebesar 75,03% atau 115,46 ribu hektare selama satu tahun pada periode 2019-2020.
Angka tersebut menurun drastis dari deforestasi 2018-2019 yang mencapai 462,46 ribu hektare.
Luhut mengatakan data tersebut membuktikan klaim LSM yang menyebut pemerintah Indonesia memotong kayu secara masif di Papua tidak terbukti. Sebab, deforestasi di Indonesia berkembang pesat sejak pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi).
“Data yang ditunjukkan kemarin, Indonesia paling leading dalam penanganan deforestasi. Oleh sebab itu, Presiden (Jokowi) perintahkan penanaman mangrove,” beber dia.
Jokowi menginstruksikan jajarannya merestorasi hutan atau menanam mangrove sebesar 620 ribu hektare hingga 2024. Vegetasi mangrove terbukti mereduksi kekuatan tsunami hingga 50 persen dengan ketebalan hutan 150-200 meter.
“Kita 640 ribu hektare mau restorasi dalam empat tahun ke depan, tahun ini 150 ribu hektare. Tidak ada negara di dunia yang melakukan itu,” beber Luhut. (cnbcindonesia/ags/data3)
Discussion about this post