JAKARTA, Waspada.co.id – PT Bio Farma (Persero) melirik aturan baru dari Pemerintah Singapura yang tidak menanggung biaya perawatan covid-19 warganya yang tidak mau menerima suntik vaksin.
“Pemerintah Singapura memberikan aturan baru, masyarakat yang layak mendapat vaksin tapi mereka menolak untuk divaksin, pada saat mereka terkena virus ini, mereka tidak akan dibayarkan pemerintah,” ungkap Direktur Utama Bio Farma Honesti Basyir di rapat dengar pendapat bersama Komisi VI DPR di Gedung DPR/MPR, Selasa (9/11).
Honesti mengatakan kebijakan ini menarik karena bertujuan untuk mendorong minat vaksin di masyarakat. Pasalnya, menurut Honesti, tantangan vaksinasi covid-19 di Indonesia saat ini bukan lagi terletak pada keterbatasan pasokan vaksin seperti pada awal pandemi.
Tapi, kini sudah berubah ke minat masyarakat, di mana beberapa masyarakat masih saja belum mau divaksin meski pemerintah menyediakan vaksin secara gratis. Padahal, di sisi lain, pemerintah terus mengejar jumlah vaksinasi untuk mencapai target kekebalan komunal (herd immunity).
“Ini suatu inisiatif dari pemerintah Singapura, saya tidak tahu apakah di Indonesia juga menarik, sehingga orang jadi ter-encourage untuk mau vaksin,” katanya.
Berdasarkan data Bio Farma tercatat realisasi vaksinasi mencapai 125,5 juta dosis untuk penyuntikan dosis pertama sampai 8 November 2021. Sementara, untuk dosis kedua sebanyak 79,3 juta dosis.
Selanjutnya, data Kementerian Kesehatan mencatat realisasi distribusi vaksin covid-19 sudah mencapai 252 juta dosis sampai 4 November 2021. Jumlah vaksin ini mencakup seluruh sumber vaksin, baik dari hasil kerja sama Bio Farma, hibah dari sejumlah lembaga dan negara, serta lainnya.
Dari jumlah itu, realisasi distribusi vaksin yang dilakukan oleh Bio Farma sebanyak 233,35 juta dosis. Jumlah vaksin yang didistribusikan Bio Farma hanya vaksin hasil kerja sama perusahaan dengan sejumlah produsen dan hasil produksi sendiri.
Sedangkan target distribusi vaksin sampai akhir tahun mencapai 326,7 juta dosis. Untuk itu, akan ada sekitar 111 juta dosis vaksin yang akan masuk ke Indonesia dari hasil kerja sama Bio Farma dengan sejumlah produsen.
“Di November-Desember ini, akan masuk lagi 111 juta dosis dari berbagai pengembang seperti yang kita produksi sendiri, Novavac yang segera masuk atau Covavac nama produknya, AstraZeneca yang diproduksi di China, dan vaksin jadi yang kita impor dari Sinovac dengan brand Coronavac 2,” pungkasnya. (cnnindonesia/ags/data3)
Discussion about this post