MEDAN, Waspada.co.id – Pembina klub Tanjungbalai United, Tomi Sutara mempertanyakan ketegasan sikap Asprov PSSI Sumatera Utara, terkait aksi walk out yang dilakukan Victory Dairi dalam pertandingan babak 16 besar Liga 3 zona Sumut.
Seperti diketahui, pertandingan yang digelar antara Tab United melawan Victori Dairi, pada Senin (30/11/) di Stadion Mini Pancing, diwarnai aksi protes keras oleh pelatih Victory Dairi, Eben Siregar. Eben tidak terima atas keputusan wasit yang memberikan pinalti kepada Tab United saat babak pertama berlangsung.
Keputusan tersebut membuat emosi Eben Siregar dan langsung menghardik seluruh pemainnya keluar lapangan.
“Kalau dalam regulasi yang sudah disepakati untuk ditegakkan bersama, menarik pemain keluar lapangan hanya diperbolehkan selama 5 menit, yang mereka lakukan 13 menit lebih,” kata Pembina Tanjungbalai United, Tomi Sutara, kepada wartawan, Sabtu (4/11).
Menurut Tomi, terkait hal tersebut, perangkat pertandingan telah menentang atau melanggar regulasi Liga 3 tahun 2021 pasal 15. Artinya, berdasarkan waktu walk out tersebut, klub telah menolak pertandingan dilangsungkan, dan bagi tim lawan akan diberikan kemenangan dengan skor 3-0.
“Kami (Tab United) meminta kepada Asprov PSSI Sumut untuk dapat bertindak tegas dan menjalankan regulasi yang telah disepakati. Jika hal-hal begini tidak dijalankan, kami yakin akan muncul konflik antar pemain, official kepada perangkat pertandingan. Asprov Sumut jangan lepas tanggung jawab lah!,” ujar ketua Askot PSSI Tanjungbalai ini.
Alasan yang diutarakan Tomi bukan sebagai bentuk kekecewaan atas kekalahan dan tidak lolosnya Tab United dari babak 16 besar Liga 3. Baginya, regulasi yang sudah disepakati adalah segala-galanya demi terwujudnya sportivitas agar gairah dan pembinaan sepak bola Sumut berjalan dengan baik dan benar.
“Kami berharap adanya ketegasan PSSI Sumut. Ini demi sepak bola sumut yang baik, bagi generasi muda kita,” tegasnya.
Terkait hal ini, Sekum Asprov PSSI Sumut Fityan Hamdi mengatakan prosedur dalam kompetisi sepakbola tetap ada. Setiap ada hal-hal yang janggal, yang dinilai melanggar peraturan layangkan protes.
“Namun sejauh ini pihak Tab United tidak ada melayangkan surat protes apapun kepada panitia, baik dewan hakim, pengawas pertandingan, dan lainnya,” katanya.
“Nah, peraturan sepakbola baik di tingkat FIFA, hingga tarkam sekalipun keputusan wasit adalah mutlak. Kalau pun sesudah pertandingan ada riak-riak atau ribut soal hasil pertandingan, tidak akan mungkin merubah keputusan,” katanya lagi.
Diakui Fityan, soal wasit yang membuat keputusan, ini artinya wasitnya yang salah yang tidak menjalankan aturan yang sebenarnya. “Dan wasitnya juga sudah ditindak, dengan tidak ditugaskan lagi atau diistirahatkan,” tutupnya. (wol/ri/d2)
Discussion about this post