MEDAN, Waspada.co.id – Gubernur Sumatera Utara (Gubsu) Edy Rahmayadi menekankan penanggulangan bencana merupakan urusan bersama, yakni Pemerintah, dunia usaha hingga masyarakat. Semua pihak bertanggung jawab, baik sebelum, saat bencana maupun pasca-bencana.
Hal tersebut ditegaskan Edy Rahmayadi saat membuka Seminar Nasional Bencana dan Sumber Daya Manusia, Masa Depan Anak Bangsa, di Hotel Santika Premiere Dyandra, Jalan Kapten Maulana Lubis Medan, Selasa (18/1).
“Penanggulangan bencana merupakan urusan kita bersama, baik itu pra bencana, saat bencana dan pascabencana, jadi sama-sama kita di sini, makanya kalau ada yang curi-curi kayu beritahu, nanti bencana itu ujungnya, tak cukup polisi hutan itu mengurusi hutan yang luas. Sama-sama kita menjaga hutan ini,” ujar Edy.
Gubernur Sumut juga mengatakan untuk terhindar dari bencana merupakan hak konstitusi masyarakat, jadi aparatur bertanggung jawab untuk keselamatan masyarakat. Karena itu, seminar nasional tersebut diharapkan mampu meningkatkan kompetensi ASN untuk ketangguhan anak bangsa menghadapi bencana.
Disampaikan juga, untuk mempermudah kesiapan dalam menghadapi bencana, perlu prosedur tetap (protap) berupa buku yang bisa dipakai untuk menanggulangi bencana sejak dini di wilayah kabupaten/kota.
“Kesiapan protap atau SOP berupa buku harus dibuat, jadi jika terjadi bencana tinggal mengambil buku, tidak ada lagi pikir-pikir, tinggal pelaksanaan saja mulai dari administrasi hingga pengawasannya,” jelasnya.
Selain itu, Edy juga menyampaikan agar jangan terlalu cepat menetapkan tanggap darurat. Dalam menetapkan darurat bencana ada kriterianya, antara lain cakupan lokasi bencana, jumlah korban, kerusakan sarana prasarana, dan terganggunya pelayanan umum.
”Apabila dua per tiga luas wilayah berdampak bencana berhenti, ini boleh dibuat tanggap darurat di suatu wilayah,” katanya.
Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BPSDM) Sumut, Asren Nasution, melaporkan telah terjadi 121 bencana yang tersebar di 31 kabupaten/kota di Sumut pada periode Januari-Desember 2021 serta berdampak rusaknya 1.150 bangunan akibat banjir, longsor, dan angin puting beliung.
Kemudian 88,12 hektare lahan terbakar, 74.585 rumah terendam dan 269 jiwa mengungsi akibat banjir, 27 orang meninggal, 69 orang luka-luka, tiga orang hilang, dan 13,08 Km jalan mengalami kerusakan, 582 hektare perkebunan rusak serta 3.662,06 hektare lahan persawahan rusak.
“Mengingat penting dan strategis tugas ASN dalam kebencanaan, maka kompetensi dan komitmen aparatur perlu ditingkatkan, sehingga seminar ini diharapkan memberikan pemahaman cara dan upaya mengurangi risiko bencana,” jelasnya. (wol/aa/data3)
editor AUSTIN TUMENGKOL
Discussion about this post