MEDAN, Waspada.co.id – Gubernur Sumatera Utara (Sumut), Edy Rahmayadi terkejut mendengar hilangnya 50 ton minyak kotor (miko) CPO yang dikelola PT Perkebunan Sumatera Utara (PSU).
“Saya baru dengar kabar burung, pastinya saya belum tahu,” kata Edy saat diwawancarai di Rumah Dinas, Jalan Jenderal Sudirman, Kota Medan, Senin (17/1).
Edy mengaku, akan menelusuri kebenaran kabar tersebut. Ia berjanji akan menjawab hal tersebut setelah mendapat kebenaran informasi itu. “Makanya itu, belum bisa saya jawab, nanti setelah tahu saya jawab,” ujarnya.
Sebelumnya, anggota Komisi C DPRD Sumatera Utara (Sumut), Artha Berliana Samosir meminta Kapolda Sumut dan Kejati Sumut turun tangan untuk menelusuri dugaan minyak kotor (miko) CPO yang hilang di PT Perkebunan Sumatera Utara (PSU).
Minyak kotor tersebut diduga hilang dari dua pabrik kelapa sawit (PKS), yakni Simpang Gambir Kabupaten Mandailingnatal (Madina) dan PMKS Laut Tador Kabupaten Batubara. Akibatnya, merugikan negara mencapai Rp2,5 miliar.
“Aparat harus mencari tahu ke mana raibnya miko sebanyak 50 ribu ton tersebut. Malingnya membawa miko dengan jerigen atau truk, kenapa sampai tidak ada yang tahu atau mungkin ini perbuatan tuyul sehingga mikonya raib secara gaib,” kata Artha. (wol/man/d2)
Discussion about this post