JOMBANG, Waspada.co.id – Demi mewujudkan ekosistem yang lebih baik, khususnya yang ada di wilayah Kabupaten Jombang, dan Jawa Timur pada umumnya, Pondok Pesantren Segoro Agung bersama instansi pemerintah, BUMN, swasta dan mahasiswa, mengadakan kegiatan penanaman pohon bersama, Minggu (23/1).
Kegiatan dilaksanakan di Kawasan Sempadan Sungai Petak 42 B Wilayah Perhutani KPH Jombang, administrasi masuk Desa Kedunglumpang, Kecamatan Mojoagung, Kabupaten Jombang.
Penanaman pohon bersama ini, merupakan bentuk kerjasama berbagai pihak baik Pondok Pesantren Segoro Agung, DPR RI, Dinas Kehutanan Provinsi Jawa Timur, Forkopimda Jombang, Dinas Lingkungan Hidup Kab. Jombang, CDK Wilayah Nganjuk, Perum Perhutani KPH Jombang, LMDH, Muspika Kecamatan Mojoagung, Pegiat/kelompok peduli lingkungan, PT. Pertamina, PT. Angkasa Pura I, Pujon Food Estate mahasiswa dan para pihak yang lain.

Kiyai Bimo Pengasuh Ponpes Segoro Agung Trowulan Jawa Timur, menyebut ada kurang lebih 250 orang yang terlibat pada kegiatan penanaman pohon bersama ini. Aksi nyata hari ini dilakukan dengan menanam berbagai jenis tanaman kurang lebih 1.000 bibit.
“Antara lain kurma, durian, alpukat, sawo, kelengkeng, mangga dan nangka. Jenis tanaman ini secara tidak langsung akan memberikan manfaat ekonomi dan lingkungan bagi masyarakat maupun lingkungan Desa Kedung Lumpang ini,” jelasnya dalam keterangan resmi yang diterima Waspada Online, Minggu (23/1).
“Dalam rangka menjaga alam, lingkungan tempat kita berpijak, dan meningkatkan daya dukung ekosistem terhadap kehidupan. Serta dengan memperhatikan kejadian bencana alam di beberapa wilayah akhir-akhir ini, tentu menjadi keprihatinan kita semua. Maka perlu kesadaran dan kepedulian kita bersama untuk melakukan upaya membangun ekosistem atau lingkungan yang ramah terhadap kehidupan dan jauh dari bencana,” ujar Kiyai Bimo.
Dikatakan, penanaman pohon bersama ini tidak hanya berhenti di sini, tapi juga akan terus dilakukan pemanfaatan dan perlindungan di seluruh KPS yang ada di wilayah BKPH Jabung dan BKPH Gedangan.
Hal ini dilaksanakan dalam rangka pemulihan/penghijauan kembali KPS melalui pengkayaan tanaman keras dan MPTS, menjaga kelestarian di sekitar KPS. “Termasuk pelestarian sumber mata air, dalam jangka panjang berpotensi untuk pengembangan wisata edukasi/wisata alam dan wisata petik buah,” ucap Kiyai Bimo lagi. (wol/ags/data3)
Discussion about this post