JAKARTA, Waspada.co.id – Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) mendorong keterbukaan setiap sekolah untuk mengumumkan kasus positif secara transparan. Keterbukaan ini diperlukan agar para orangtua dapat melakukan testing, tracing, dan isolasi (3T) jika anaknya melakukan kontak erat dengan warga sekolah yang terkonfirmasi positif.
“Sehingga, para orangtua mendapatkan gambaran jelas untuk memutuskan anak-anaknya diizinkan PTM atau tidak,” kata Komisioner KPAI Retno Listyarti dalam keterangannya, Jumat (4/2).
Dirinya mengapresiasi kebijakan diskresi kepada daerah PPKM Level 2 untuk menyesuaikan pembelajaran tatap muka (PTM) kapasitas siswa 100 persen menjadi kapasitas siswa 50 persen. Sebab, pemerintah daerah adalah pihak yang lebih paham kondisi daerahnya.
Terlebih, kebijakan penyesuaian itu diikuti dengan diberikannya opsi orang tua membolehkan anaknya mengikuti PTM atau pembelajaran jarak jauh (PJJ).
“Opsi ini sedikit banyak memberikan kelegaan kepada para orangtua yang khawatir anaknya tertular Covid-19 sehingga tidak izinkan anaknya PTM. Dengan demikian sekolah jadi wajib melayani PJJ,” ujar Retno.
Diketahui, beberapa pemerintah kota mulai menghentikan PTM lantaran melonjaknya kasus Covid-19 di wilayahnya. Pemkot Tangerang Selatan menghentikan PTM dan memulai PJJ pada Senin (7/2).
“Insha Allah Senin mulai PJJ. Itu sudah hasil keputusan rapat Dinas Pendidikan, dewan pendidikan, para pengawas pendidikan, serta tokoh-tokoh masyarakat,” ujar Wali Kota Tangsel Benyamin Davnie saat dikonfirmasi, Jumat (4/2).
Benyamin mengatakan, kebijakan tersebut diputuskan lantaran melonjaknya kasus Covid-19 di wilayahnya. Termasuk utamanya warga sekolah yang menciptakan kekhawatiran dari berjalannya pembelajaran offline. “Karena sekarang ada 16 SMP yang terkonfirmasi penyelenggaraannya terpapar Covid-19,” katanya.
Dia menyebut, Dinas Pendidikan Kota Tangsel akan segera menyampaikan surat edaran terkait hal itu ke tiap-tiap sekolah yang ada di Tangsel. Pemberlakuan penyetopan PTM sementara tersebut setidaknya berlaku hingga dua pekan ke depan.
“PJJ itu kita atur dua minggu ke depan dulu nanti kita evaluasi lagi di minggu kedua seperti apa,” tambahnya. (wol/republika/ari/d2)
Discussion about this post