JAKARTA, Waspada.co.id – Pemerintah memutuskan untuk tidak melakukan pengetatan aktivitas pada penerapan PPKM level 3 karena jumlah kasus COVID-19 di beberapa daerah dinilai mulai melandai.
“Kita belum lihat untuk ada pengetatan lagi, tidak, justru kita pelonggaran-pelonggaran yang kita lakukan tetapi dengan monitoring yang ketat,” kata Menko Marves Luhut Binsar Panjaitan, Senin (14/2) dikutip dari Antara.
Luhut yang juga sebagai Koordinator PPKM Jawa-Bali menjelaskan kasus COVID-19 di DKI Jakarta sudah terlihat melandai dalam empat hari terakhir.
Selain itu, keterisian rumah sakit yang menjadi indikator pemerintah, seperti RSDC Wisma Atlet Kemayoran, RSPI Sulianti Saroso, RS Persahabatan dan RS Pertamina, tidak menunjukkan peningkatan signifikan.
Oleh karena itu, pemerintah menegaskan tidak perlu ada kekhawatiran berlebih karena cakupan vaksinasi yang sudah luas, pemberian vaksin penguat atau “booster”, serta kedisiplinan terhadap protokol kesehatan yang ketat oleh masyarakat.
“Justru kami mendorong dengan protokol kesehatan yang ketat, silakan saja jalan ke mana masuk ke mal, gunakan PeduliLindungi, kemudian PCR atau antigen untuk memeriksakan sendiri kalau ada gejala,” kata Luhut.
Menko Luhut juga meminta masyarakat jangan terlalu ketakutan meski kasus Covid-19 varian Omicron melonjak. Dia menyebutkan, periode saat kenaikan kasus Corona varian Delta lebih parah dampaknya daripada periode Omicron.
Luhut membandingkan kondisi saat ini dengan data ketika varian Delta naik tinggi. Dia mengajak semua agar tidak takut berlebihan.
“Jangan berpikir pemerintah menganggap enteng. Saya hanya membicarakan data yang ada. Jangan membuat kita ketakutan berlebihan. Tetapi tetap kita harus berhati-hati menghadapi perilaku Omicron ini,” ujar Luhut.
Menurut Luhut, mereka yang perlu dikhawatirkan adalah para lansia, penderita komorbid dan yang belum divaksin lengkap. (indozone/ags/d2)
Discussion about this post