JAKARTA, waspada.co.id – Harga CPO diprediksi masih bullish sepanjang 2022 di mana harga minyak sawit mentah atau crude palm oil (CPO) terus melambung.
Pasokan yang terbatas di tengah permintaan yang naik jadi sentimen utama kenaikan harga CPO global.
Mengutip Bloomberg, Jumat (11/3), harga CPO di Malaysia Derivative Exchange turun 3,64% ke RM 6.707 per ton.
Penurunan tersebut terjadi setelah pada Rabu (9/3), harga CPO sempat sentuh level tertinggi sepanjang masa di RM 7.074 per ton.
Founder Traderindo.com Wahyu Tribowo Laksono mengatakan, harga CPO terus naik karena, pertama, produksi CPO belum kembali naik pasca pandemi.
Di Desember 2021 produksi CPO Malaysia menurun 11,3% secara bulanan ke 1,45 juta ton.
Sementara, produksi CPO masih diproyeksikan turun 18% di 20 hari pertama pada Januari 2022.
Sementara, Indonesia juga melakukan pengetatan ekspor CPO .
Kedua, ketegangan geopolitik Rusia dan Ukraina mengganggu pasokan minyak mentah.
Saat harga minyak mentah global naik maka harga CPO akan turut naik.
Ketiga, jelang Ramadhan permintaan akan CPO naik sehingga harga ikut naik.
Meski harga CPO kini terkoreksi dari level tertingginya, Wahyu memproyeksikan harga CPO masih akan bullish.
Wahyu memandang masih sulit untuk meningkatkan pasokan, belum lagi masalah distribusi.
“Bayangkan, Indonesia produsen CPO saja kacau karena kelangkaan minyak goreng,” paparnya.
Sementara permintaan CPO masih tinggi. Setelah harga CPO sentuh harga tertinggi sebanyak lima kali, wajar bila harga terkoreksi turun ke sekitar RM 4.000-5.000 per ton.
Namun, tren kenaikan harga masih akan berlanjut di tahun ini. Wahyu memproyeksikan harga CPO di akhir tahun mengarah ke RM 8.000 per ton.[kontan/wol/w1n]
Discussion about this post