MEDAN, Waspada.co.id – Kabar terbaru, salah seorang penjaga supermarket di Medan, Sumatera Utara, sibuk melayani pertanyaan pembeli soal kekosongan stok mie instan merek Indomie.
Pertanyaan mereka senada: Kenapa rak Indomie kosong? “Orang-orang datang kepada kami dan menanyakan kenapa Indomie tak bersisa,” kata Muhammad Nasir seperti dikutip dari Aljazeera, Senin (21/3).
Berdasarkan pengakuannya, minimarket tempatnya bekerja masih menjual merek mie instan lainnya. Tapi, Indomie masih jadi primadona dan diburu pengunjung. “Kami belum kedatangan (Indomie) beberapa pekan terakhir. Kami tidak tahu harus memberitahu pengunjung apa,” ujarnya.
Nasir menyebut toko-toko seantero Medan juga bernasib sama dan kehabisan stok Indomie.
Sejak jauh-jauh hari perang di Ukraina, ada kekhawatiran mempengaruhi ketersediaan gandum dan makanan olahan lainnya, seperti mie instan. Maklum, Ukraina merupakan pemasok gandum terbesar RI.
Walau belum jelas apa alasan di balik kekosongan tersebut, namun PT Indofood Sukses Makmur Tbk sempat menjawab kekhawatiran tersebut pada awal Maret lalu.
Direktur Utama Indofood Franciscus Welirang menyebut tidak khawatir invasi militer Rusia ke Ukraina akan mempengaruhi pasokan gandum yang diimpor perusahaan.
Dia optimistis harga gandum tak akan terpengaruh karena masa panen gandum baru jatuh pada Juli nanti. “Sampai hari ini, sampai bulan depan, dan dua bulan ke depan, menurut saya tidak ada gangguan kok,” terang Direktur Utama Indofood Franciscus Welirang.
Ia menerangkan bahwa saat ini tidak ada gandum yang diimpor dari Ukraina karena masa panen baru terjadi pada Juli hingga Agustus, sehingga tidak ada kendala impor pasokan maupun harga gandum.
Selain itu, Fransiscus juga menambahkan bahwa impor gandum Indonesia pun tidak sepenuhnya bergantung pada Ukraina.
“Kok pada ribut semuanya? Seolah-olah wah, memangnya hanya Ukraina? Kenaikan itu sifatnya spekulatif. Kita kan nggak tahu nanti Juli-Agustus, dan ada negara lain yang panen,” ucapnya.
“Sampai hari ini saya tidak melihat adanya gangguan-gangguan cuaca terhadap tanaman-tanaman panen gandum yang berjalan,” jelasnya.
Media Asing Soroti Stok Indomie Kosong di Medan
Tak hanya Indomie yang stoknya langka. Di Medan, rupanya harga mi yang biasa digunakan sebagai pelengkap bakso dan masakan lainnya juga naik. Hal tersebut diungkapkan Fariz, salah satu karyawan Bakso Anjar.
Fariz menyebut, sebelumnya membeli mie untuk bakso seharga Rp 98 ribu per bungkus. Namun, dalam beberapa minggu terakhir harganya melonjak jadi Rp 102 ribu. Meski begitu, Fariz mengungkapkan stok Indomie di tempatnya masih mudah dicari. “Tetapi kalau nantinya stok langka, kami akan mencari alternatif dari merek lain,” kata Fariz.
Indomie menjadi salah satu mie instan paling populer tidak hanya di Indonesia, tapi juga di banyak negara di dunia. Produksinya mencapai 19 miliar bungkus setiap tahun dan dijual ke lebih dari 100 negara.
Namun, perang di Ukraina disebut menghambat pasokan gandum ke Indonesia. Padahal, gandum merupakan bahan baku untuk membuat Indomie. Begitu juga dengan jenis mi lainnya untuk pelengkap makanan seperti bakso dan mi ayam.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), Ukraina mengekspor hampir 3 juta ton gandum dan meslin atau sereal yang terdiri dari campuran gandum dan gandum hitam ke Tanah Air pada 2020. Ini menjadikan Indonesia pengimpor gandum terbesar. Sebab pada tahun yang sama, Argentina mengekspor 2,63 juta ton gandum dan meslin ke negara Asia Tenggara itu, sementara Australia di dekatnya menyediakan hampir 831 ribu ton.
Asisten peneliti di Pusat Studi Strategis dan Internasional (CSIS) Lestary Barany, mengatakan sudah ada bukti pasokan gandum ke berbagai negara termasuk Indonesia terganggu akibat perang Ukraina dan Rusia.
“Ketika Rusia menginvasi Ukraina, aktivitas di pelabuhan Ukraina berhenti. Banyak lumbung terletak di timur, dekat dengan daerah yang diduduki pasukan Rusia. Dengan begitu, ancaman dari sisi pasokan bahan-bahan ini menjadi lebih nyata,” kata Barany kepada Aljazeera. (wol/w1n/d1)
Editor AGUS UTAMA
Discussion about this post