JAKARTA, Waspada.co.id – Posisi Indonesia sebagai negara muslim terbesar di dunia, ternyata masih berbanding terbalik dengan kondisi pemasaran produk halal.
Data terakhir yang dirilis menyebutkan, saat ini Industri produk halal Indonesia yang diekspor berada di peringkat keempat. Sementara di dalam negeri, produk halal buatan lokal masih kalah dari serbuan produk impor.
Hal ini menjadi latarbelakang Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) bersama Indonesia Halal Lifestyle Center (IHLC) menggagas hadirnya Halal Center Indonesia (HCI).
Wakil Menteri Perdagangan (Wamendag) RI, Jerry Sambuaga menuturkan produk halal memiliki potensi yang besar untuk dipasarkan keluar negeri. Dengan penduduk yang mayoritas muslim, Indonesia diyakini mampu melihat potensi dan bisa menghasilkan produk-produk halal.
“Dan produk halal ini kan bukan hanya untuk yang muslim sebetulnya, tetapi juga yang non muslim. Terbukti ada beberapa negara seperti Taiwan yang menyukai produk makanan halal, fesyen halal,” tuturnya usai peluncuran HCI yang digelar di Thamrin City, Kamis (14/4).
Lalu, sebagai kementerian yang fokus pada perdagangan, pihaknya akan siap membantu pengembangan produk halal dengan tentunya bekerja sama lintas K/L dan instansi terkait.
“Kalau target memang angkanya harus saya pastikan dulu berapa, tapi intinya adalah kita mendukung dan juga selalu mensuport apa yang bisa menjadi kebutuhan-kebutuhan dan juga tentunya menjadi pendukung produk halal berkembang, terutama akses,” ungkapnya.
Ketua Umum Aprindo, Roy N Mandey mengatakan tak hanya memberi kesempatan untuk mempromosikan produk halal, Halal Festival yang merupakan program perdana Halal Center Indonesia (HCI) juga menjadi sarana bagi pelaku usaha untuk mendapatkan sertifikasi halal.
“Dan tentunya ada beberapa hal lain yang kami akan siapkan untuk membantu pelaku usaha terutama pelaku usaha UMKM,” kata Roy.
Selama ini memang produk halal identik dengan umat muslim saja. Pandangan ini perlu dirubah, karena produk halal sebenarnya identik dengan kebersihan, bagaimana mengolah produk yang memenuhi syarat kesehatan, cara menyajikan yang sehat, dan bahkan cara menjual yang sehat.
“Ini semua mata rantai yang tentunya menjadi syarat untuk disebut produk halal,” ujarnya.
Dengan kondisi ini, Aprindo menurut Roy Mandey melihat peluang yang terbuka lebar untuk mendorong peningkatan produk halal, baik dari sisi produksi mau pun penjualan. Apalagi produk halal tidak hanya menyangkut produk pangan, tetapi juga produk non pangan, serperti kosmetik mau pun juga fesyen.
Dengan 45 ribu gerai milik 150 anggota Aprindo yang tersebar di seluruh Indonesia, Boy menyakini keberadaan Halal Center menjadi upaya mereka merealisasikan keinginan masyarakat dan juga pemerintah.
Chairman of Indonesia Halal Lifestyle Center (IHLC), Sapta Nirwandar menambahkan menggunakan dan mengkonsumsi produk halal dalam kurun waktu lima tahun terakhir sudah menjadi gaya hidup masyarakat Indonesia.Penelitian yang dilakukan IHLC menurutnya menunjukkan kalau tren peningkatan produk halal didorong setidaknya oleh dua hal.
“Pertama, pertumbuhan jumlah kelas menengah di kalangan umat muslim Indonesia yang mendorong membaiknya daya beli, sehingga semakin membuka bisnis untuk mengembangkan produk halal. Dan yang kedua, kesadaran masyarakat untuk mengkonsumsi makanan bersih dan sehat yang semakin membaik dan meningkat terutama di masa pandemi. Dan ini bukan hanya dikalangan umat muslim semata,” tambahnya.
Sapta juga mendorong agar pelaku usaha terutama UMKM untuk menggunakan sertifikasi halal secara benar, dengan tidak hanya sekedar mencantumkan logo halal semata.
“Karena sertifikat halal ini menyangkut kepercayaan yang diberikan Pemerintah untuk melindungi konsumen,” kata Sapta yang pernah menjabat Wakil Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif periode 2011-2014 ini.
Peraih penghargaan Bintang Jasa Utama di tahun 2008 ini berharap, kehadiran HCI yang mengambil momen di bulan Ramadan tahun ini harus bisa memberikan kontribusi positif bagi pelaku usaha, bukan hanya di Jakarta tetapi juga di daerah lain. Caranya dengan memposisikan diri sebagai showcase produk-produk halal sehingga menjadi rujukan, bukan hanya di dalam negeri, tetapi juga pendatang dari luar,” tandasnya. (wol/eko/d2)
Discussion about this post