SINGAPURA, Waspada.co.id – Perdagangan Rabu (11/5), harga emas spot turun 0,3% ke US$ 1.832,06 per ons troi. Serupa, harga emas berjangka kontrak pengiriman Juni 2022 turun 0,5% menjadi US$ 1.832,10 per ons troi.
Harga emas terus melemah ke level terendah dalam tiga bulan di awal perdagangan sesi Asia. Tekanan datang karena dolar Amerika Serikat (AS)
Yang perkasa terus menekan harga emas sementara investor menunggu data inflasi bulanan AS, yang dapat berdampak pada sikap kebijakan moneter Federal Reserve.
Harga emas turun untuk sesi ketiga berturut-turut hingga mencapai level terendah sejak 11 Februari.
Itu terjadi setelah dolar melayang di dekat posisi tertinggi dalam 20 tahun terakhir dan membuat emas batangan yang diperdagangkan dengan the greenback menjadi lebih mahal bagi pemegang mata uang lainnya.
Kini, pelaku pasar juga menanti data indeks harga konsumen (CPI) AS untuk bulan April yang akan dirilis hari ini waktu setempat.
Analis memperkirakan inflasi AS turun tajam dalam pertumbuhan bulanan. Di mana, infasi bulan April hanya 0,2% secara mom. Padahal di Maret 2022, inflasi capai 1,2% mom,
Dan menjadi inflasi bulanan terbesar dalam lebih dari 16 tahun. Itu membuat inflasi tahunan AS capai 8,1%, 0,4 poin persentase lebih rendah dari sebelumnya 8,5%, yang merupakan bacaan terpanas sejak Desember 1981.
Pejabat The Fed pada hari Selasa memperkuat argumen mereka untuk rangkaian kenaikan suku bunga tercepat setidaknya sejak 1990-an untuk memerangi inflasi.
Sementara Presiden Joe Biden mendesak bank sentral AS untuk menjinakkan kenaikan harga yang katanya merugikan rumah tangga Amerika.
Emas dipandang sebagai lindung nilai terhadap inflasi dan penyimpan nilai yang aman selama masa krisis politik dan ekonomi.
Tetapi sangat sensitif terhadap kenaikan suku bunga AS jangka pendek, yang meningkatkan biaya peluang untuk memegang emas batangan dengan hasil nol.(kontan/wol/w1n)
Discussion about this post