JAKARTA, Waspada.co.id – IHSG terpangkas total 8,73% ke 6.597,99 dalam sepekan. IHSG tercatat hanya tinggal menguat 0,25% sejak awal tahun.
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) turun dalam lima hari berturut-turut setelah libur Lebaran.
Menanggapi hal tersebut, Analis Fundamental B-Trade Raditya Krisna Pradana menyebut bahwa IHSG dalam sepekan ini terpukul oleh faktor eksternal.
Di mana Dua katalis utamanya adalah kenaikan suku bunga The Fed dan inflasi di Amerika Serikat (AS) yang masih tinggi, serta efek dari eskalasi konflik Rusia dan Ukraina yang tak kunjung usai.
“Faktor yang membuat IHSG merosot tajam intinya datang dari kekhawatiran global,” kata Raditya.
Equity Research Analyst Pilarmas Investindo Sekuritas Desy Israhyanti menambahkan, selain faktor kenaikan suku bunga The Fed sebesar 50 basis poin dan rilis data inflasi AS, inflasi di China juga terakselerasi di tengah lockdown parsial.
Kejutan pasar lantas membuat indeks global memerah, dan capital outflow asing terbilang jumbo pada dua hari beruntun di awal pekan.
“Secara sektoral, pemberat pelemahan IHSG adalah sektor teknologi yang juga terbebani dengan kenaikan suku bunga,” ujar Desy.
Adapun pada Jumat (13/5) ini, IHSG sempat menunjukkan perlawanan di zona hijau di tengah perdagangan, meski akhirnya kembali harus ditutup memerah setelah turun tipis 1,84 poin atau 0,03% ke level 6.597,99.
“IDX (IHSG) terlihat berusaha menguat, tapi pelaku pasar kembali realistis akan risiko yang bisa terjadi saat libur sehingga kembali ditutup terkoreksi,” kata Analis Jasa Utama Capital Sekuritas Cheryl Tanuwijaya.
Dalam posisi IHSG yang sudah turun ke bawah level 6.662, Raditya menilai koreksi yang terjadi selama satu pekan ini sudah tidak wajar.
Menurut dia, kondisi saat ini telah masuk ke fase bearish jangka menengah, setidaknya hingga beberapa pekan ke depan.
IHSG masih berpeluang untuk rebound pendek dengan target minimal di 6.700-6.730 dan di level ideal pada area 6.800-6.830.
Menimbang potensi pasar dalam sepekan ke depan, Raditya menilai saham di sektor consumer non-cyclical menarik
Untuk dicermati karena lebih tahan banting selama terjadi flash crash. Saham yang dijagokan Raditya adalah MYOR, JPFA, dan LSIP.
Discussion about this post