JAKARTA, Waspada.co.id – Ketua Umum DPP Golkar Airlangga Hartarto mengatakan, untuk menjadikan Bangsa Indonesia menjadi negara makmur dan sejahtera butuh kerjasama yang kuat antar tiga unsur. Yakni, nasionalis, Islam tradisional, dan Islam modern. Koalisi Indonesia Bersatu telah mengantongi 3 unsur penting itu.
“Kita (Golkar) ada unsur nasionalis, unsur tradisional diwakili oleh PPP dan PAN mewakili Islam modern. Tahapan pemilu telah kita mulai,” kata Airlangga, saat acara Halal Bihalal Keluarga Partai Golkar, di Jakarta, Rabu (18/5/2022).
Airlangga mengatakan, Koalisi Indonesia Bersatu membangun kerjasama berbasis kesetaraan. Kemudian memiliki pengalaman yang sudah tak diragukan lagi dalam panggung politik di republik ini. Mulai dari menghadapi situasi krisis 1998, krisis 2008 dan juga penanganan pandemi COVID-19 dan pemulihan ekonomi saat ini.
Bahkan, lanjut Airlangga, keseriusan kerjasama ketiga parpol ini bakal terus bergulir secara masif baik dari tingkat pusat, daerah, kecamatan hingga desa. Pasalnya, mereka sudah memenuhi persyaratan untuk mengajukan capres di Pemilu Presiden 2024 mendatang.
“3 partai politik ini memiliki kesamaan, mempunyai pengalaman di pemerintahan, DPR dan MPR. Tentunya pengalaman dalam mengisi pembangunan sudah dialami oleh ketiga partai ini,” ucapnya.
Airlangga menambahkan, bila berhasil memenangkan Pemilu 2024, Koalisi Indonesia Bersatu bakal melanjutkan program dan pembangunan yang telah Presiden Jokowi canangkan pada periode selanjutnya.
“Saya instruksikan jajaran Partai Golkar untuk implementasikan kerjasama 3 partai ini. Mulai dari tingkat nasional, provinsi, kabupaten kota, kecamatan, dan desa. Sehingga kita punya tim pemenangan yang kuat,” pungkasnya.
Sebelumnya, Golkar, PAN dan PPP mengabarkan kepada publik bahwa telah membentuk Koalisi Indonesia Bersatu. Ini merupakan koalisi resmi pertama yang terbentuk untuk menghadapi Pemilu dan Pilpres 2024.
Golkar saat ini mengantongi 85 kursi di DPR RI, PAN 44 kursi, dan PPP 19 kursi. Jadi, total kursi yang Koalisi Indonesia Bersatu kantongi mencapai 148 atau melebihi ambang batas pencalonan presiden. (inilah/ags/d1)
Discussion about this post