DOLOKSANGGUL, Waspada.co.id – Gedung Hemodialisa atau ruang fasilitas cuci darah di RSUD Doloksanggul, Kabupaten Humbang Hasundutan, terlantar atau tak bertuan.
Pantauan wartawan, Gedung Hemodialisa yang posisinya di lantai dua satu bangunan dengan Gedung CT-scan dibangun sejak tahun 2018 melalui APBD berkonstruksi beton dengan anggaran mencapai Rp2 miliar, sama sekali belum digunakan petugas tenaga medis.
Padahal, direktur di rumah sakit sudah berulang kali diganti mulai dari dr Netty Simanjuntak dan dr Heppy Suranta Depari, namun bangunan yang selesai tahun 2019 belum ada yang mampu memfungsikan. Seharusnya, gedung itu dapat menambah pundi-pundi pendapatan asli daerah (PAD).
Saat ini, kondisi gedung itu memprihatinkan, karena sudah mengalami kerusakan di berbagai sudut. Selain itu, telah ditumbuhi lumut pada bagian tembok dan dari sisi luar tembok gedung mulai mengelupas serta cat dindingnya kusam.

Direktur RSUD Doloksanggul, dr Heppy Suranta Depari, bahwa Gedung Hemodialisa atau ruang fasilitas cuci darah belum bisa dimanfaatkan. Sebab, gedung belum memiliki sarana berupa fasilitas alat cuci darah serta izin.
“Izinnya belum selesai. Mesinnya sudah ada empat, tapi belum dilengkapi peralatan lainnya untuk bisa difungsikan, karena menunggu izin selesai pak,” kata Heppy melalui pesan singkat WhatsApp, Jumat (17/6).
Heppy melanjutkan, sarana yang masih belum ada antara lain tempat tidur, lemari dan BHP lainnya. “Kalau mesinnya saja belum bisa digunakan pak. Harus lengkap tempat tidurnya, lemarinya dan BHP lainnya,” ujar Heppy.
Heppy menuturkan, RSUD Doloksanggul sedang melakukan pengurusan izin untuk fasilitas layanan cuci darah ke OSS. Agar, alat sebagai fasilitas cuci darah bisa diadakan. “Kalau sekarang belum ada, karena itu KSO. Kalau nanti izinnya sudah selesai, baru mereka letakkan alatnya di rumah sakit,” jelasnya.
Saat ini, lanjut Heppy, dalam pengurusan izin itu masih sedang berproses di OSS, ditambah lagi adanya persyaratan yang harus diupayakan pihak rumah sakit, yaitu ruangan steril untuk ganti cairan.
“Kami juga harus memasang plumbum untuk menghalangi radiasi ke hemodialisa, itu sudah selesai di bulan april yang lalu. Kemudian, kami menunggu PGB/IMB RS dan SIO RS yang masih dalam pengurusan sekarang pak, karena itu merupakan syarat mutlak. Di akhir bulan mei kemarin baru kami tahu harus ada lagi penambahan ruangan steril karena ada lagi aturan baru tentang perizinannya,” jelas Heppy.
Mantan Kepala Bagian (Kabag) Tata Usaha RSUD Doloksanggul ini berjanji akan mengupayakan gedung hemodialisa segera dimanfaatkan. “Sedang kita usahakan semaksimal mungkin ya pak, kita doakan biar semuanya lancar demi membantu masyarakat Humbahas yang kita cintai ini,” ujar Heppy.
Disinggung apakah semasa jabatannya bisa tidak kekurangan itu diselesaikan. Heppy menjelaskan, saat ini pembangunan Gedung Hemodialisa yang satu gedung dengan CT-scan, hanya CT-scan yang di lantai satu telah digunakan. Dikarenakan, alat ronsen sudah ada, lemari, meja dan kursi serta dipersiapkan digital radiography (DR).
Hanya saja, kata dia, proses persiapan digital radiography itu masih dalam proses izin. “Di sana juga kita persiapkan untuk DR radiologi yang sedang kita persiapkan izinnya,” jelasnya.
Berapa lama proses izin hemodialisa itu sehingga belum terealisasi?, Heppy menjawab tidak segampang yang dipikirkan. “Maaf ya pak, untuk itu kan banyak proses pak, bukan semudah yang orang pikirkan,” katanya.
Ditanya jika ada alat dan izin, berapa pendapatan rumah sakit?. Heppy menyebut tergantung pasien. “Kalau pendapatan, tergantung pasiennya nanti pak,” tutup Heppy. (wol/ds/d2)
editor: FACHRIL SYAHPUTRA
Discussion about this post