MEDAN, Waspada.co.id – Wakil Gubernur Sumatera Utara (Wagubsu) Musa Rajekshah meminta Tim Percepatan Akses Keuangan Daerah (TPAKD) se-Sumut meningkatkan literasi dan inklusi keuangan masyarakat hingga ke pelosok daerah, agar warga tidak lagi terjerat rentenir atau pinjaman ilegal lainnya.
Hal ini disampaikan Ijeck, sapaan akrab Musa Rajekshah, saat memberikan kata sambutan dalam acara Rapat Pleno TPAKD se-Sumut Periode I Tahun 2022 di Hotel Tiara, Jalan Cut Mutiah Medan Selasa (19/7).
“Saya berharap seluruh Tim Percepatan Akses Keuangan Daerah di seluruh kabupaten/kota meningkatkan inklusi keuangan sampai ke masyarakat pelosok desa, agar mereka mengerti cara mendapatkan pinjaman dari jasa keuangan resmi dan tahu dampak negatif dari pinjaman ilegal, seperti rentenir yang membuat masyarakat terlilit utang,” katanya.
TPAKD, lanjutnya, dibentuk sebagai forum koordinasi bagi lembaga pemerintah dan pemangku kepentingan terkait untuk mempercepat akses keuangan di daerah dalam mendukung pertumbuhan ekonomi regional dan meningkatkan kesejahteraan sosial masyarakat.
“Kita berharap implementasi program kerja TPAKD kabupaten/kota disesuaikan dengan potensi, kebutuhan dan kondisi akses keuangan di masing- masing daerah dan besar harapan kami, masing-masing TPAKD telah mulai merealisasikan capaian terhadap target-target yang telah ditetapkan,” katanya.
Ijeck juga meminta seluruh TPAKD untuk dapat mengoptimalkan penyaluran program-program perekonomian, di antaranya Kredit Usaha Rakyat (KUR) dan skim kredit lainnya oleh lembaga jasa keuangan kepada pelaku UMKM dan pelaku usaha lainnya, khususnya dengan orientasi ekspor.
“Seluruh program TPAKD ini juga harus disosialisasikan dan dipublikasikan secara masif untuk dapat mempermudah masyarakat dan pelaku usaha untuk mengakses program- program TPAKD tersebut,” ujarnya.
Kepala Biro Perekonomian Setdaprov Sumut, Naslindo Sirait, menyampaikan kegiatan ini dilakukan sebagai evalusi program TPAKD yang sudah disusun. Naslindo menjelaskan realisasi KUR sampai 18 Juli atau Semester I mencapai Rp9,6 triliun dan ditargetkan Rp18 triliun sampai akhir tahun.
Naslindo juga memaparkan beberapa perkembangan lainnya, di antaranya terkait masih rendahnya pemberdayaan UMKM wanita muslimah yang masih kecil dan capian KUR Klaster kopi, jagung, dan ubi jepang di Dairi, ubi di Tapanuli Utara, jagung di Pakpak Bharat dan padi di Langkat dan Tapanuli Tengah yang telah mencapai 64%. (wol/aa/d2)
editor AUSTIN TUMENGKOL
Discussion about this post