SECANGGANG, Waspada.co.id – Inovasi kesehatan kulit merupakan trend bisnis yang cukup marak beberapa tahun belakangan ini. Namun produk yang dihasilkan umumnya mengandung bahan kimia yang adakalanya memberi dampak negatif bagi penggunanya.
Berbeda dengan inovasi yang dihasilkan tim PPM USU yang memanfaatkan bahan alam yaitu daun acem acem (Oxalis dehradunensis Raizada) yang telah diteliti dapat meningkatkan kelembaban kulit dan efektif menghilangkan flek pada wajah.
Edukaasi dan pelatihan dilakukan melalui kegiatan pengabdian masyarakat dengan sumber dana PNBP USU dengan menggabungkan antara Desa Sumber Mufakat Kecamatan Kabanjahe sebagai mitra lokasi penghasil daun dengan Desa Karang Gading Kecamatan Secanggang sebagai mitra yang sudah pernah memanfaatkan dan menguji produk inovasi tim PPM.
Pengabdian ini diketuai Dr. Eka Lestari Mahyuni, S.K.M., M.Kes dari Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara bersama dengan Prof. Dr. Urip Harahap, Apt., serta melibatkan 5(lima) orang mahasiswa Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara.
Kegiatan pengabdian dilakukan dengan memberdayakan kelompok petani wanita yang ada di Desa Karang Gading, Kecamatan Secanggang, Kabupaten Langkat dan Desa Sumber Mufakat, Kecamatan Kabanjahe, Kabupaten Karo.
Kedua wilayah ini disatukan dalam kegiatan sosialisasi dan FGD yang difasilitasi melalui virtual zoom meeting yang diadakan pada 2 Agustus 2022. Zoom tersebut dihadiri oleh kedua kepala desa yaitu kepala Desa Karang Gading, Bapak Bahrul dan Kepala Desa sumber Mufakat, Bapak Drs. Dinis Karo-Karo serta Kelompok Wanita Tani Tangguh dari Desa Karang Gading Secanggang dan petani wanita Karo serta perangkat Desa Sumber Mufakat Kabanjahe.
Peserta yang hadir pada virtual zoom meeting ini telah dipilih dan akan berperan sebagai agen pelaku usaha yang akan berwirausaha cream antiaging ekstrak daun acem acem. Kegiatan ini juga dilakukan melalui streaming tim PPM.
Kegiatan PPM ini bertujuan untuk memberdayakan petani dalam memanfaatkan krim antiaging ekstrak daun acem acem agar petani juga dapat memperoleh manfaat cream yang dapat melembabkan kulit, mengecilkan pori serta mengurangi flek dan keriput pada wajah akibat paparan sinar matahari dan radikal bebas.
Walaupun petani selalu pergi ke ladang tapi petani juga dapat mempertahankan kesehatan kulitnya sehingga akan tetap cantik dan awet muda. Tim PPM bersama dengan mahasiswa mendampingi dan mengedukasi masyarakat petani sehingga dari hasil penjualan cream antiaging dapat menjadi penghasilan tambahan bagi masyarakat petani seperti yang diutarakan Dr. Eka Lestari Mahyuni SKM, M.Kes.
Petani umumnya jarang memperhatikan kesehatan kulitnya, bahkan merasa kesusahan karena akan selalu terpapar matahari dan radikal bebas selama melakukan aktivitas di ladang.
Dengan adanya cream antiaging yang telalui melalui penelitian skala laboratorium terbukti dapat memperbaiki kondisi kulit petani yang umumnya banyak terkena flek hitam ataupun wajah kusam dan kering.
Ekstrak daun acem acem yang ada di dalam formula cream antiaging ini memiliki kandungan air yang banyak dan telah terbukti secara signifikan memiliki khasiat sebagai moisturizer hingga mencapai hampir 300%.
“Tidak hanya itu, dari hasil uji dengan sampel cream ini juga mampu memudarkan flek hitam pada wajah secara signifikan sekalipun flek tersebut sudah termasuk kategori dermatitis kontak seperti yang dialami petani. Kemampuan antiaging yang memudarkan kerutan dan besar pori pada wajah juga dapat diatasi dengan penggunaan cream antiaging secara rutin, dengan kadar ekstrak 5% dan 7% memberikan efek yang cukup signifikan dalam penggunaan cream antiaging ini. “
Upaya hilirisasi produk inovasi merupakan bagian dari pengabdian masyarakat yang dilakukan tim PPM USU dengan mengedukasi dan melatih petani wanita yang sering terpapar dengan pestisida, sinar matahari dan radikal bebas selama melakukan aktivitas pertanian.
Dalam kegiatan ini, Tim PPM memberikan sampel produk cream antiaging kepada agen pelaku usaha dari kedua wilayah untuk membantu dalam memperkenalkan produk dan membantu langkah awal pemasaran yang dapat dilakukan petani.
Seiring perkembangan teknologi, meningkatnya trend kepercayaan masyarakat untuk “back to nature”, keanekaragaman hayati yang besar di Indonesia merupakan salah satu faktor pendukung pengembangan produk perawatan kulit dari bahan alam, seperti yang disampaikan ketua tim saat edukasi pada kelompok wanita tani.
Peningkatan efek insiden kerusakan suatu kulit oleh faktor pemicu terjadinya penuaan membutuhkan strategi kemoprevensi dengan memanfaatkan ekstrak bahan alam sebagai sumber alami seperti tanaman berkhasiat obat yang lebih aman dan efektif dalam proses pengobatan.
Produk inovasi ini sebagai solusi yang dikembangkan dengan bahan baku alami dan memiliki khasiat yang baik untuk mengurangi paparan radikal bebas, mampu mengurangi keriput dan mengecilkan pori pada wajah, serta secara signifikan mampu mengurangi noda dan flek pada kulit wanita. Melalui pemanfaatan cream antiaging ini, petani dapat lebih merawat dan menjaga kesehatan kulit serta mengurangi risiko penuaan dini pada petani.
Pelaku usaha yang terbentuk cukup bervariasi dimana hanya 7 orang pelaku usaha yang berminat untuk berwirausaha cream antiaging dari Desa Sumber Mufakat Kabanjahe. Sedangkan di Secanggang, menunjukkan antusias yang tinggi dari kelompok wanita tani Desa Karang Gading, ditunjukkan dengan munculnya pelaku usaha sebanyak 16 petani.
Dari sisi manajemen usaha, masyarakat petani Karang Gading merupakan petani yang gigih untuk menyampaikan pesan ataupun produk yang sehat dan alami demi kesejahteraan masyarakat. Petani di desa ini juga telah memiliki koperasi dan manajemen pengelolaan kelompok tani yang berjalan dengan baik dibawah pengawasan perangkat desa dan pemerintahan setempat.
Bu Tumini, selaku ketua dari Kelompok Wanita Tangguh Desa Karang Gading, Kecamatan Secangang, Kabupaten Langkat, mengatakan bahwa kegiatan pengabdian ini merupakan salah satu cara dalam meningkatkan pengetahuan dan meningkatkan taraf pendapatan wanita tani dalam hal kosmetik dan pertanian. Dimana, dengan memasarkan produk Cream Antiaging Ekstrak Daun Acem-acem, dapat memberikan dampak yang positif kepada masyarakat, terutama wanita tani.
Dengan menggunakan dan memakai produk cream secara rutin dapat mengurangi dampak negatif terhadap kulit wajah dari penuaan dini akibat paparan sinar matahari saat melakukan kegiatan outdoor, terutama kegiatan bertani.
Dengan tingginya antusias masyarakat, desa Karang Gading juga tertarik untuk membudidayakan tanaman acem acem di wilayah Secanggang. Kegiatan ini juga merupakan bagian dari pengabdian masyarakat yang dilakukan tim PPM USU. Budidaya tanaman acem acem juga ditunggu oleh koordinator pertanian dan teknologi pangan serta PPL dari KWT Tangguh.
Secara langsung kegiatan ini dapat berpotensi untuk meningkatkan pendapatan dan ekonomi masyarakat. Kontribusi mendasar dari kegiatan pengabdian ini disamping meningkatkan kesadaran masyarakat juga mencerahkan pola pikir petani untuk mencegah efek penuaan dini di generasi yang akan datang. Petani belajar untuk mengolah potensi alam yang dimiliki dan memasarkan produk agar dapat lebih berdaya dan mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat khususnya kesehatan masyarakat.(rel/wol/w1n)
Discussion about this post